Khutbah Jumat: Memupuk Niat dan Semangat Pergi Haji ke Tanah Suci
Berikut ini adalah Khutbah Jumat dengan tema “Memupuk Niat dan Semangat Pergi Haji ke Tanah Suci”.
Pergi haji ke Tanah Suci merupakan impian
banyak umat Muslim di seluruh dunia. Ibadah haji adalah momen yang sangat
istimewa, di mana kita berkesempatan untuk melaksanakan rangkaian ibadah yang
telah ditentukan, seperti thawaf di Ka'bah, sai antara bukit Safa dan Marwah,
serta melontar jumrah di Mina. Dalam perjalanan spiritual ini, memupuk niat
yang tulus dan semangat yang membara sangatlah penting.
Lebih
lengkapnya Khutbah Jumat bertema “Memupuk Niat dan Semangat
Pergi Haji ke Tanah Suci",
dapat dibaca dan unduh pada uraian berikut ini.
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا
بِنِعْمَةِ الْإِيْمَانِ وَالْإِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ
الْكِرَامِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ
السَّلَامُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ
أَمَّا بَعْدُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ
بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. اِتَّقُوْ اللهَ، وَاعْمَلُوا
الصَّالِحَاتِ وَاجْتَنِبُوا الْمُنْكَرَاتِ وَاذْكُرُوا اللهَ فِي أَيَّامٍ
مَعْلُوْمَتٍ وَاشْكُرُوْا لِلّٰهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ،
قَالَ اللهُ تَعَالَى: فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ ەۚ وَمَنْ
دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًاۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ
اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًاۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ
الْعٰلَمِيْنَ
Ma’asyiral
muslimin rahimakumullah
Pada
kesempatan yang mulia ini, khatib mengajak kepada seluruh jamaah wabil khusus
kepada diri khatib sendiri untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah
swt dengan senantiasa berjuang untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya. Takwa akan menguatkan komitmen kita untuk beribadah dan
menyempurnakan keislaman kita dengan menunaikan semua rukun Islam sebagai
bangunan utuhnya. Kerana Islam dibangun di atas lima bagian elemen sebagaimana
hadits Rasulullah saw yang diriwayatkkan oleh Imam Bukhari dan Muslim.
بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ:
شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ، وَ
إِقَامِ الصَّلَاةِ، وَ إِيْتَاءِ الزَّكَاةِ، وَ حَجِّ الْبَيْتِ، وَ صَوْمِ
رَمَضَانَ . رواه البخاري و مسلم
Artinya:
"Islam dibangun di atas lima perkara, yaitu persaksian bahwa tiada Tuhan
yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan
shalat, menunaikan zakat, pergi haji, dan puasa di bulan Ramadhan” (HR
Al-Bukhari dan Muslim).
Ma’asyiral
muslimin rahimakumullah
Di antara
lima rukun Islam yang harus dikerjakan oleh umat Islam adalah ibadah haji.
Ibadah ini memiliki kekhususan waktu dan tempat karena harus dikerjakan pada
bulan Dzulhijjah di tanah suci Makkah. Untuk bisa menjalankannya, diperlukan
niat dan komitmen kuat karena ibadah ini memerlukan waktu dan syarat-syarat
khusus di antaranya adalah mampu mengerjakannya. Artinya, ketika seseorang
sudah mampu untuk melaksanakannya, maka wajib baginya untuk berhaji. Jika ia
menghindar dari kewajiban dalam kondisi mampu mengerjakannya maka ia berdosa.
Allah swt
menegaskan hal ini dalam firman-Nya:
وَلِلهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ
مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا
Artinya:
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang
yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah,” (QS Ali Imran 97).
Lalu apa
yang disebut dengan syarat mampu dalam berhaji? Para ulama menjelaskan bahwa
seseorang bisa disebut mampu melaksanakan ibadah haji di antaranya adalah mampu
secara fisik dan dalam kondisi jasmani dan rohani yang sehat. Disebut mampu
juga adalah adanya sarana transportasi yang memadai untuk bisa bisa digunakan
pergi haji. Dalam konteks umat Islam yang berada di Indonesia, adanya sarana
transportasi ini diartikan sebagai kemampuan untuk membayar biaya sarana dan
dan prasarana transportasi termasuk akomodasi yang dibutuhkan selama menjalani
proses haji.
Sisi
kesehatan dan biaya inilah yang sering menjadi permasalahan umum yang dihadapi
umat Islam di Indonesia. Tak jarang faktor inilah yang mengendurkan semangat
umat Islam, khususnya yang jauh dari negara Makkah seperti Indonesia, untuk
pergi haji. Ditambah lagi saat ini, antrean untuk bisa berangkat haji terus
bertambah panjang dan lama hingga ada yang harus menunggu giliran berangkat
sampai dengan puluhan tahun.
Lalu apakah
kendala-kendala ini akan semakin mengendurkan semangat kita untuk berhaji?
Tentu saja jawabannya kita harus menjawabnya dengan kata ‘tidak’. Kita harus
terus menanamkan dan memupuk semangat dan niat kita berhaji sebagai upaya menyempurnakan
keislaman kita.
Niat dan
semangat harus terus dipupuk dengan cara tetap berikhtiar, melakukan upaya
memenuhi syarat-syarat kemampuan dan setelah itu bertawakkal kepada Allah
karena Dia lah yang maha penentu segala-galanya. Niat menjadi hal yang penting,
karena banyak orang yang mampu, baik secara fisik, kesempatan maupun biaya,
namun mereka belum tergerak hatinya untuk berhaji.
Selama kita
mau berusaha, InsyaAllah, Allah akan memberi jalan kemudahan. Kita harus
optimis bahwa kita mampu berhaji karena kita yakin bahwa Allah Maha Tahu dan
Maha Pemurah kepada hamba-Nya yang bertakwa. Ketakwaan menjadi jalan keluar
dari masalah dan membukakan pintu rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.
Allah berfirman:
وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًاۙ
وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ
فَهُوَ حَسْبُهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ
شَيْءٍ قَدْرًا
Artinya:
“Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar
baginya. dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga.
Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh,
Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu,” (QS At-Thalaq 1-2)
Ma’asyiral
muslimin rahimakumullah
Untuk
memupuk semangat berhaji, kita perlu terus mengingat keutamaan-keutamaan ibadah
ini. Dalam hadits yang masyhur, Rasulullah Saw menyebutkan balasan bagi mereka
yang menunaikan ibadah haji.
عَنْ جَابِرِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ
لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ،
Artinya,
“Dari sahabat Jabir bin Abdillah ra, dari Rasulullah saw, ia bersabda, ‘Haji
mabrur tiada balasan lain kecuali surga.’ (HR Ahmad).
Saat berada
di tanah suci untuk beribadah, Allah juga membuka pintu ampunan bagi para
jamaah sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi yang diriwayatkan oleh HR Ibnu
Majah:
عَن أَبِي هُرَيْرَةَ عَن رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ الْحُجَّاجُ وَالْعُمَّارُ
وَفْدُ اللَّهِ إِنْ دَعَوْهُ أَجَابَهُمْ وَإِنْ اسْتَغْفَرُوهُ غَفَرَ لَهُمْ
Artinya,
“Dari sahabat Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad saw bersabda, ‘Jamaah haji dan
umrah adalah tamu Allah. Jika mereka berdoa, Allah memenuhi permintaan mereka
dan jika mereka meminta ampun kepada-Nya, niscaya Allah mengampuni mereka”.
Tentunya
masih banyak keutamaan-keutamaan yang ada dalam ibadah haji yang tertulis dalam
Al-Qur’an dan hadits Nabi serta penjelasan-penjelasan dari para ulama. Perlu
upaya sungguh sungguh untuk meraihnya melalui ikhtiar dan tawakkal.
Ikhtiar dan
tawakkal ini seperti sepasang dayung yang kita gunakan untuk menyeberang sungai
menggunakan perahu. Jika hanya satu dayung sebelah kanan atau kiri saja yang
kita gunakan, maka otomatis perahu yang kita gunakan akan berputar-putar saja
di tengah sungai. Namun jika kita menggunakan kedua-duanya denga baik, maka
perahu akan dapat berjalan dengan maksimal dan akan sesuai dengan arah dan
tujuan kita.
Begitu juga
ketika kita memiliki azam atau niat yang kuat untuk bisa berhaji, maka kita
tentu harus berusaha melalui berbagai cara seperti mengawalinya dengan
mendaftarkan diri agar mendapatkan nomor porsi haji dan kemudian kita
bertawakkal kepada Allah swt. Allah berfirman:
فَإِذَاعَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Artinya:
“Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.”
(QS: Al Imran: 159)
Ma’asyiral
muslimin rahimakumullah
Semoga kita
senantiasa diberi kekuatan oleh Allah dan ditakdirkan untuk dapat pergi haji ke
Baitullah. Mudah-mudahan Allah swt membukakan pintu rezeki selebar-lebarnya
mulai dari dibukakan pintu niat, kemampuan, kesehatan, dan kesempatan sehingga
kita bisa menikmati ibadah yang menjadi mimpi dan keinginan semua umat Islam.
Khatib
yakin, dari lubuk hati yang paling dalam, tidak ada umat Islam di dunia ini
yang tidak ingin berhaji. Semua pasti memiliki keinginan untuk menyempurnakan
keislamannya dengan berhaji. Keinginan ini tidak boleh pupus begitu saja namun
harus kita pupuk terus. Yakinlah Allah akan memudahkannya.
فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ ٥ اِنَّ
مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۗ ٦
Artinya:
“Maka, sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya beserta
kesulitan ada kemudahan,” (QS; Al-Insyirah: 5-6)
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ
اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ
وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى اٰلِهِ
وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ
لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا
الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ
وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ
يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى
آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا
الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ
وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ
عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ
يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ
وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا
اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Sumber :
kemenag.go.id
1 komentar untuk "Khutbah Jumat: Memupuk Niat dan Semangat Pergi Haji ke Tanah Suci"