Ringkasan Materi SKI Kelas 5 MI Bab 4: Rasulullah SAW Menjaga Perdamaian Dalam Peristiwa Fathu Makkah

Setelah Rasulullah Saw. dan para sahabatnya yang berjumlah sekitar 10.000 orang berhasil memasuki kota Makkah dengan aman, maka Rasulullah Saw. memimpin pembenahan kota Makkah. Dalam melakukan pembenahan di Kota Makkah, Rasulullah Saw. bersikap santun. Hal ini ditunjukkan oleh: Pertama, Rasulullah Saw. memberikan maaf (amnesti) kepada penduduk Makkah yang selama ini memusuhi Islam. Kedua, Rasulullah Saw. membersihkan Ka’abah dari gambar dan berhala. Ketiga, Rasulullah Saw. menyampaikan dakwah secara damai. Melihat sikap mulia Rasulullah Saw. dan para sahabatnya yang menunjunjung tinggi perdamaian ini, penduduk Makkah banyak yang bersimpati dan masuk Islam. Padahal, kebiasaan masyarakat jahiliah, jika memenangkan suatu kota, penduduk yang laki -laki dibunuh dan penduduk yang wanita serta anak-anak dijadikan budak.

A. Rasulullah Saw. Memaafkan Penduduk Makkah

Sesampainya di kota Makkah, Rasulullah Saw. memerintahkan sahabat mendirikan tenda lengkung, berbentuk kubah, tidak   jauh   dari   makam   Abu   Talib dan sayyidah Khadijah. Kemudian Rasulullah Saw. masuk ke dalam kemah lengkung    tersebut dan beristirahat seraya mengungkapkan rasa syukur. Rasulullah Saw. bersyukur kembali ke Makkah dengan terhormat. Beliau teringat kota Makkah dulu penduduknya telah mengganggu dan mengusirnya   dari   keluarga   dan kampung   halamannya.   Rasulullah Saw. melepaskan pandangannya ke lembah  wadi   dan   gunung-gunung   yang   ada   di sekelilingnya.   Gunung-gunung,   tempat   Rasulullah berkhalwat untuk menenangkan diri atas perlakukan  kasar  kafir Quraisy.  Di  gua  Hira  daerah  pegunungan  itu  pula, beliau menerima wahyu yang pertama.

Rasulullah  Saw.  hanya  sebentar  beristirahat.  Beliau  segera  menaiki  untanya Al - Qashwa,  pergi meneruskan perjalanan ke Ka'bah. Beliau bertawaf di Ka'bah tujuh kali dan menyentuh sudut (hajar aswad). Selesai melakukan tawaf, Rasulullah  Saw. memanggil Utsman bin Talha untuk membuka pintu  Ka'bah.  Rasulullah Saw. berdiri di depan pintu, penduduk  Makkah  mulai  berbondong-bondong  hadir  di  hadapan  beliau.  Beliau  pun berpidato di  hadapan  mereka.

Kemudian   Rasulullah    Saw.   bertanya    kepada   penduduk   Makkah:   "Orang- orang Quraisy. Menurut   pendapat   kalian, apa yang akan aku perbuat terhadap kalian sekarang?" Kaum Quraiys  pun  menjawab:  “"Yang  baik-baik.  Saudara  yang  pemurah, sepupu     yang pemurah." Rasulullah Saw. kemudian bersabda: "Pergilah kamu sekalian. Kalian sekarang sudah bebas!”

Rasulullah Saw. kemudian membaca surat Yusuf ayat 92:

قَالَ لَا تَثۡرِيۡبَ عَلَيۡكُمُ الۡيَوۡمَ‌ؕ يَغۡفِرُ اللّٰهُ لَـكُمۡ‌ ۖ وَهُوَ اَرۡحَمُ الرّٰحِمِيۡنَ

Artinya: “Dia (Yusuf) berkata,  “Pada  hari  ini  tidak ada  cercaan  terhadap  kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni kamu. Dan Dia Maha Penyayang di antara para penyayang”

Dengan   sabda   Rasulullah   Saw   tersebut,   maka   seluruh   penduduk   Makkah mendapatkan  pengampunan  umum  (amnesti).  Rasulullah  Saw.  bersikap  santun dengan memaafkan kesalahan penduduk Makkah di masa lalu.

Rasulullah  Saw.  bukanlah  manusia  yang mengenal  permusuhan,  atau  yang  akan membangkitkan permusuhan   di kalangan umat manusia. Rasulullah Saw. bukan seorang diktator. Rasulullah menunjukkan kepada seluruh dunia sikap memaafkan setelah memperoleh kemenangan. Rasulullah Saw. benar-benar teguh pada prinsip dan menepati janjinya  yakni  akan membuat  kota Makkah  aman. Sikap  ini sebelumnya  tidak pernah dimiliki dalam sejarah penguasa yang memperoleh sebuah kemenangan.

Dalam  kondisi  yang sangat  memungkinkan  untuk  melakukan  balas  dendam  atas kekejaman kaum kafir Makkah, kaum muslimin tidak melakukannya. Sebaliknya mereka mengikuti langkah Rasulullah Saw. dengan penuh lapang dada memafkan penduduk Makkah, menerimanya sebagai saudara bagi yang masuk Islam, dan melupakan kesalahan- kesalahan  masa  lalu.  Sikap  ini  sangat  luhur  dan patut  dicontoh  oleh  sekalian  bangsa manusia yang mempunyai akal sehat dan perasaan perikemanusiaan yang peka.

Pemaaf adalah bukti keimanan kepada Allah. Karena dengan pemaaf berarti meniru sifat-sifat Allah dan Rasul-Nya yang sangat bijaksana, mentaati perintah-Nya dan menjadikan  Rasul  sebagai  teladan.  Rasululah  Saw.  tidak  pernah  mengajarkan  balas dendam, sebaliknya menekankan sikap lapang dada dan pemaaf.

B. Rasulullah Membersihkan Berhala di Ka’bah

Tahukah kalian apa yang dilakukan kafir Quraisy selama menguasai Makkah? Mereka mengotori Ka’bah dengan berbagai macam berhala. Mereka menyekutukan Allah Swt.  Dengan  menyembah berhala  di  Ka’bah.  Mereka  menghina  kemuliaan  Ka’bah. Karena  itu,  Rasulullah  Saw.  dan  para sahabatnya  segera  membersihkan  berhala  dari Ka’bah.

Rasulullah Saw. kemudian memasuki Ka'bah. Beliau menyaksikan dinding- dinding Ka'bah sudah penuh lukisan-lukisan malaikat dan para nabi. Di antaranya adalah  lukisan Nabi  Ibrahim  a . s .  yang memegang  panah  untuk  mengadu  nasib  (azlam). Ada  juga sebuah  patung  burung  dari  kayu. Kemudian  beliau  menghancurkan  patung tersebut.

Ketika melihat gambar Nabi Ibrahim, Rasulullah Saw. tertegun  sejenak  lalu bersabda: “mudah-mudahan Allah Swt. membinasakan orang-orang yang membuat lukisan ini! Orang tua kita Nabi Ibrahim a.s. digambarkan mengundi nasib. Apa hubungannya Nabi Ibrahim dengan azlam'? Ibrahim bukan orang Yahudi, juga bukan orang Nasrani. Tetapi ia adalah seorang hanif (yang murni imannya), yang menyerahkan diri kepada Allah  dan bukan termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. Sedang malaikat-malaikat yang dilukiskan sebagai wanita-wanita cantik, gambar-gambar itu oleh Rasulullah Saw disangkal sama sekali, sebab malaikat-malaikat itu bukan laki-laki dan bukan perempuan. Lalu diperintahkannya supaya gambar-gambar itu  dihancurkan.

Patung-patung berhala di sekitar K’abah yang berjumlah 360 buah dihancurkan. Dengan tongkat di tangan, Rasulullah Saw. menunjuk kepada berhala-berhala tersebut seraya membaca firman Allah SWT surat al-Isra’ ayat 81:

وَقُلْ جَآءَ ٱلْحَقُّ وَزَهَقَ ٱلْبَٰطِلُ ۚ إِنَّ ٱلْبَٰطِلَ كَانَ زَهُوقًا

"Dan katakanlah : yang benar itu sudah datang, dan yang   palsu segera menghilang; sebab  kepalsuan  itu pasti akan lenyap." (Qur'an, 17: 81)

Rasulullah Saw. berhasil membersihkan Ka’bah  dari  berhala.  Berhala-berhala tersebut  sebelumnya sangat  dipuja  kaum  kafir  Makkah.  Pada  hari  itu,  penduduk Makkah menyaksikan berhala-berhala yang selama ini mereka sembah sama sekali tidak berdaya. Berhala-berhala tersebut tidak bisa menolong dirinya sendiri, apalagi menolong kaum  kafir  Makkah.  Berhala  tidak  dapat memberikan manfaat  atau  mendatangkan bahaya. Karena itu, berhala tidak layak disembah. Siapa yang menyembah berhala berarti telah berbuat syirik dan tersesat.

Setelah berhala-berhala itu dibersihkan dari Ka'bah, Rasulullah Saw. memerintahkan  sahabat  Bilal  mengumandangkan  azan  dari  atas  Ka'bah.  Sebagian penduduk Makkah kaget, karena sebelumnya tidak mengetahui sahabat Bilal terbiasa mengumandangkan azan. Sebagian mereka berkata: "Budak hitam inikah yang azan di atas

Ka‘bah?” Lalu turunlah ayat 13 surat al-Hujurat, berikut ini:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

“Wahai manusia. Kami menciptakan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling  mengenal.   Tetapi   orang yang   paling   mulia di antara kamu dalam pandangan Allah ialah orang yang paling takwa (menjaga diri dari kejahatan).  Allah Maha Mengetahui dan Maha Mengerti." (Qur'an, 49: 13)

Pelajaran ayat tersebut, kalian paham bukan? Tidak boleh menghina seseorang karena warna kulit, ras, atau sukunya? Karena semua adalah ciptaan Allah Swt. Sahabat Bilal yang berkulit hitam adalah sahabat yang mendapat kemuliaan mengumandangkan azan.

Selama dua minggu Rasulullah Saw. tinggal di Makkah. Belaiu berhasil membersihkan   Ka’bah   dari   berhala-berhala  Jahiliyah.   Sejak  saat   itu,   kewenangan mengurus Masjidil Haram, Ka’bah dan air zam-zam berada di tangan umat Islam. Kaum kafir Makkah tidak berhak lagi mengurusnya. Kota Makkah, khususnya Ka’bah dan Masjidil Haram benar-benar bebas dari berhala-berhala milik kaum kafir Makkah yang dulunya diwarisi dari nenek moyang mereka.

C. Rasulullah Saw. Menjaga Kehormatan Penduduk Makkah

Peristiwa kemenangan atas kota Makkah tersebar luas ke seluruh dunia Arab. Para saudagar yang melewati Makkah mengetahui dengan mata kepala mereka bahwa kaum muslimin tidak melakukan pertumpahan darah. Kaum muslimin yang selama ini dicaci maki, diejek, disiksa, diancam mau dibunuh, bahkan berulangkali diperangi oleh kaum kafir Makkah tidak membalas dendam. Padahal, kekuatan kaum muslimin sudah berhasil masuk  ke  kota  Makkah.  Tetapi  mereka ta’at  sepenuhnya  kepada  perintah  Allah  dan Rasul-Nya.

Allah dan Rasulullah Saw. mengajarkan kedamaian, melarang dendam kesumat, memaafkan kesalahan antarsesama manusia, melindungi kaum yang mau menyerah, menghormati hak-hak manusia, menjaga akhlak mulia, dan menjauhkan diri dari hal yang melampaui batas. Rasulullah Saw. benar-benar menjaga kehormatan penduduk Makkah. Penduduk yang tertaklukkan diperlakukan dengan santun sehingga menunjukkan kemuliaan ajaran Islam.

Masa peperangan sudah berakhir. Kaum muslimin diperintahkan melakukan dakwah di Makkah dengan damai. Melanjutkan dakwah Islamiah kepada penduduk Makkah yang masih kafir dan menyekutukan Allah SWT. Kaum muslimin membangun peradaban baru di Makkah dengan menekankan ukhuwah Islamiah, kedamaian, keadilan, musyawarah, saling menyayangi dan menolong, serta melindungi sesama. Kebiasaan-kebiasaan saling membunuh dan berperang mereka tingalkan. Makkah memulai hidup baru di bawah panji-panji Islam dan sinaran hidayah Allah SWT.

Penduduk Makkah tidak lagi memusuhi Islam. Sebaliknya, kaum muslimin sudah menganggap mereka saudara. Rasulullah bersama sahabat-sahabatnya dengan giat melakukan dakwah kembali. Beliau berusaha mengajak para penduduk badui untuk memeluk ajaran Islam.

Sungguh teladan yang sangat luar biasa. Di saat kuat, kaum muslimin tidak sombong dan semena-mena menganiaya musuh yang lemah. Sangat jarang diketemukan sebelumnya, bahwa suatu kaum yang dulunya ditindas, dianiaya, dan diperangi, setelah kuat justru memberikan seruan damai dan mengayomi penduduk Makkah. Padahal pada umumnya, golongan yang menang pasti akan menganiaya dan menindas dengan kejam.

Penduduk  Makkah  banyak   yang  simpati  terhadap  sikap  dan  akhlak  kaum muslimin. Mereka kemudian rela dan penuh keikhlasan berbondong-bondong memeluk agama Islam.

Peristiwa terbukanya kota Makkah sangat strategis untuk mengembangkan Islam ke seluruh jazirah Arab. Makkah adalah kota dagang yang sangat strategis dan mempunyai daya tarik luar biasa. Letaknya yang menjadi jalur perdagangan ke Syam, menjadikan Makkah kota yang memberikan jalan yang lapang bagi penyebaran Islam berikutnya.

Terbukanya kota Makkah, membuat penduduk jazirah Arab di sekitarnya mudah dimasuki Islam. Hal ini karena Makkah adalah pusat perlawanan kafir. Ditaklukkannya Makkah  menjadikan  Rasulullah  Saw.  mudah  menyatukan  kabilah-kabilah  suku  badui yang selama ini sulit dijangkau dakwah Islamiah. Jelasnya, peristiwa fathu Makkah membawa hikmah yang besar. Rasulullah Saw.berhasil menunjukkan kepada masyarakat Arab, bahwa Islam adalah agama yang membawa ajaran mulia dan menjunjung tingi nilai- nilai kemanusiaan yang luhur. Dan dengan ditaklukkannya Makkah, Rasulullah Saw. telah menunjukkan kekuatan dakwahnya yang berhasil menaklukkan hati para pemimpin kafir Quraisy Makkah dan kaumnya. Banyak dari mereka yang memeluk Islam secara suka rela setelah mengetahui kemuliaan Nabi dan sahabatnya, mengetahui kemuliaan ajaran Islam.

Setelah lima belas hari Makkah, Rasulullah Saw. kembali ke Madinah. Pada mulanya kaum Ansar khawatir Rasulullah   Saw. akan terus tinggal di Makkah, namun Rasulullah Saw mengetahui kekhawatiran itu dan bersabda: "Berlindunglah  kita  kepada Allah!  Hidup  dan  matiku    akan  bersama kamu." Rasulullah  Saw.  setia  dengan  baiat Aqabah dan kembali ke Madinah dan tinggal di Madinah sampai akhir hayat.

Posting Komentar untuk "Ringkasan Materi SKI Kelas 5 MI Bab 4: Rasulullah SAW Menjaga Perdamaian Dalam Peristiwa Fathu Makkah"