Materi SKI Kelas 5 Bab 7 : Kisah Teladah Sahabat Umar Bin Khattab RA
A. Meneladani Sahabat Umar bin Khattab r.a.
Umar bin Khattab adalah putera Nufail
al-Quraisyi. Nama lengkap beliau adalah Umar
bin Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza bin Riyah bin Quth bin Razak bin Adi bin
Ka’ab bin Luay. Ibunya adalah Hantamah binti Hasyim bin Mughirah bin Abdillah
bin Umar bin Mahzum. Beliau berasal dari suku Adi. Sebelum Islam, suku Adi
terkenal sebagai suku yang terhormat, mulia, dan berkedudukan tinggi. Dia
dilahirkan 14 tahun sesudah kelahiran Nabi.
Di masa Jahiliah, Umar bekerja sebagai
saudagar. Ia menjadi duta sukunya saat
mereka berselisih dengan suku lainnya. Umar dikenal sebagai seorang pemberani
yang tidak mengenal takut dan
gentar. Ia adalah
sosok yang sangat teguh
memegang janji, sangat disiplin dan mempunyai kemampuan
beladiri yang tinggi.
Pada
masa awal-awal dakwah Islam, Rasulullah pernah berdo’a:
“Ya Allah,
kuatkanlah Islam dengan salah seorang dari dua Umar”.
Kedua Umar dimaksud adalah ’Amar Ibnu Hisyam
dan Umar bin Khattab. Doa Rasulullah ini dikabulkan oleh Allah dengan masuknya
Umar bin Khttab ke dalam Islam.
Umar bin Khattab masuk Islam pada bulan
Dzulhijjah tahun keenam kenabian. Pada saat itu usinya 27 tahun.
Awalnya Umar bin Khattab sangat memusuhi Islam
dan Rasulullah Saw. Ia menganggap dakwah Rsulullah Saw. menyebabkan kekisruhan
dan masyarakat Makkah terpecah belah. Ia ingin masyarakat Makkah kembali
bersatu. Satu-satunya jalan adalah dengan menghentikan dakwah Rasulullah Saw.
Suatu saat, kemarahan Umar bin Khattab
memuncak dan hendak membunuh Rasulullah Saw. Ia pun bergegas mencari Rasulullah
Saw. dengan menghunus pedangnya. Di tengah jalan, ia bertemu laki-laki bani
Zahrah dan bertanya hendak kemanakah engkau wahai Umar? Umar menjawab: “saya
akan membunuh Muhammad”. Lelaki itu pun berkata, bagaiamana kamu akan membunuh
Muhammad sedangkan adik dan saudara iparmu saja mengikuti ajarannya?.
Mendengar informasi ini
Umar bertambah marah
dan langsung menuju rumah
adiknya.
Sesampai di rumah adiknya, ia mendengar Khabbab bin al-Arat sedang membacakan Al-Qur’an Surat Thaha kepada Fatimah dan Sa’id bin Zaid bin Amr. Singkat cerita, Sayyidina Umar luluh hatinya dan terkesima dengan keindahan kata-kata Al-Qur’an yang dibacakan Khabbab. Melihat kedatangan kakaknya, Fatimah binti Khattab ketakutan dan menyembunyikan al-Qur’an yang sedang ia baca. Umar pun ingin tahu apa yang dibaca adiknya. Adiknya melarang dan menyuruh Umar berwudlu dulu. Umar berwudlu dan membaca surat Thoha. Hatinya semakin luluh dan bergetar.
Kemudian Umar meminta diantar menemui
Rasulullah Saw. Akhirnya, Umar mengucapkan dua kalimah syahadat di depan
Rasulullah Saw. disaksikan sahabat Hamzah, Tolhah dan
sahabat lainnya. Sahabat Umar
masuk Islam pada
tahun ke-6 kenabian
dan tercatat sebagai orang ke-40 yang masuk Islam. Ia masuk Islam tiga
setelah sahabat Hamzah masuk Islam.
Setelah masuk Islam, Umar berani
terang-terangan membela Rasulullah Saw. Bahkan tanpa rasa takut, Umar memimpin
pawai Umat Islam menuju Ka’bah. Bersama sahabat Hamzah yang juga pendekar tanpa
tanding, Umar menunjukkan cinta dan keberaniannya membela Rasulullah Saw. Umar
dengan tegas menyampaikan kebenaran Islam dan kesesa tan kaum kafir Makkah.
Melalui lisannya, kebenaran Islam digaungkan dengan gagah berani, sampai setan
pun lari.
Sebelum masuk Islam sahabat Umar bin Khattab
teguh memegang janji kepada suku dan keluarganya untuk melawan siapapun yang
mengganggu sukunya dengan gagah berani. Saking teguhnya memegang janji setia
tersebut sampai mau membunuh Rasulullah Saw.
Begitu juga setelah masuk Islam, dengan teguh
memegang janjinya akan berjuang bersama Rasulullah Saw.
tanpa rasa takut.
Keteguhan janji setia
membela Islam benar-benar dibuktikan sahabat
Umar bin Khattab
sehingga dakwah pun
dilakukan secara terang- terangan.
B. Sahabat Umar bin Khattab r.a. Menjadi Khalifah (13-23H/ 634-644 M)
Setelah wafatnya khalifah Abu Bakar, Umar bin
Khattab dibaiat menjadi khalifah kedua.
Baiat ini didasarkan atas wasiat yang ditulis khalifah Abu Bakar bahwa Umar bin
Khattab merupakan calon penggantinya. Keputusan itu dikeluarkan setelah
Sayyidina Abu Bakar berdiskusi dengan beberapa sahabat senior seperti
Abdurrahman bin Auf, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, dan lainnya. Sahabat
Umar diangkat menjadi khalifah saat berusia 53 tahun.
Khalifah Umar bin Khattab r.a. merupakan
khalifah yang terkenal sangat tegas memegang janji, disiplin, sangat sederhana,
dan mempunyai keberanian yang luar biasa dalam membela kebenaran dan menumpas
kebatilan. Karena itu, beliau dijuluki al-Faruq, artinya orang yang secara
tegas membedakan mana yang baik dan benar dengan mana yang batil dan salah.
Umar bin Khattab menjabat sebagai khalifah selama 10 tahun. Dalam rentang waktu
sepuluh tahun ini sahabat Umar banyak mempunyai jasa dalam menyebarkan Islam ke
luar jazirah Arab. Menjelang wafatnya, khalifah Abu Bakar mengirim pasukan ke
Syam, Mesir dan Persia. Belum sampai misi ini berhasil, khalifah Abu Bakar
wafat. Usaha ini kemudian dilanjutkan khlaifah Umar.
Setelah wilayah Islam sangat luas, timbul
berbagai kesulitan dalam mengatur dan mengendalikannya. Karena itu dengan
taufik dan hidayah Allah SWT, khalifah Umar bin Khattab berusaha dengan keras
mengatur dan menertibkan pemerintahan Islam.
Langkah yang beliau tempuh adalah:
1. Mengatur wilayah
Untuk mengatur wilayah Islam yang luas
khalifah Umar bin Khattab r.a. membagi daerah itu menjadi delapan propinsi,
yaitu Makkah, Syam, Jazirah Basrah, Kufah, Mesir dan Palestina. Setiap propinsi
diperintah oleh seorang Gubernur atau wali. Pemerintahan pada setiap propinsi
itu diberi hak otonomi untuk mengurus daerahnya masing-masing.
Membentuk berbagai jawatan pemerintahan
(dewan-dewan) dengan prinsip musyawarah. Dibentuk pula lembaga pengadilan
dengan hakim-hakim terbaik. Salah satu hakimnya adalah sahabat Ali bin Abi
Thalib.
2. Mengatur keamanan negara
Untuk kepentingan keamanan dan pertahanan
khalifah Umar bin Khttab melakukan:
Mendirikan pusat kemiliteran di Madinah,
Kufah, Basrah, Mesir, Damaskus, Hems, dan Palestina. Ia memberikan perhatian
sampai kepada hal-hal yang sangat kecil yang dibutuhkan bagi tentara yang
sangat efisien. Khalifah Umar membagi tentara menjadi tentara regular dan
sukarelawan atau cadangan. Dan ia juga membangun tangsi-tangsi militer yang
besar di Armenia dan Azerbayzen.
Membentuk diwan al-jund (jawatan militer)
berkewajiban menginvetarisir dan mengelolah administrasi ketentaraan. Dan untuk
menjaga keamanan dan ketentraman masyarakat yang diperintahnya dibentuk juga
jawatan kepolisian.
3. Mengatur keuangan negara
Mengelola Baitulmal. Pendistribusian harta
disesuaikan dengan pos-pos yang telah ditentukan dan atas dasar prestasi.
Pengelolaan Baitulmal dipercayakan kepada Abdullah bin Arqam yang dibantu oleh
Abdurrahman bin Ubay dan Mu’aqib.
Mengawasi dan menekankan pejabat untuk tidak
korupsi, bertindak jujur dan menggunakan keuangan untuk kepentingan masyarakat.
Mencetak mata uang dan mengatur gaji tentara
secara profesional dan sesuai tugasnya. Di samping itu memberikan tunjangan
kepada rakyat, pejabat, dan para tokoh pejuang. Meski demikian, untuk dirinya
sendiri, Khalifah Umar hidup dengan sangat sederhana. Ia hanya memiliki sehelai
kemeja dan mantel serta tidur di atas dedaunan kurma.
4. Mengatur sosial kemasyarakatan
Melindungi nonmuslim dan menghormati hak-hak
beragama mereka. Mereka diwajibkan membayar jizyah yaitu pajak. Muslim dan
nonmulim hidup berdampingan secara rukun.
Membentuk jawatan pos, menciptakan tahun
hijrah, menciptakan hisbah (pengawasan terhadap pasar dan mengontrol
timbangan), dan mengatur kebersihan jalan dan lingkungan.
5. Mengembangkan ilmu dan kebudayaan
Mengembangkan pusat-pusat keilmuan. Para ulama
menyebarkan ke kota-kota yang berbeda. Kota-kota yang menjadi pusat ilmu di
antaranya adalah Basrah, Hijaz, Syam, dan Kuffah seakan menjadi idola ulama
dalam menggali keberagaman dan kedalaman ilmu pengetahuan.
Mengembangkan
seni bangunan, baik
itu bangunan sipil (imarah madaniyah), bangunan agama (imarah diniyah), ataupun
bangunan militer (imarah harbiyah), mengalami kemajuan yang cukup pesat pula.
Khalifah Umar bin Khattab r.a. memegang
janjinya dengan teguh selaku pemimpin. Karenanya, khalifah memerintah dengan
tegas, adil, jujur, disiplin, dan penuh cinta kasih. Karenanya, masyarakat
Islam banyak memperoleh kemajuan di berbagai bidang. Hal ini menyebabkan musuh-msuh
Islam sangat membenci khalifah, khususnya orang Persia dan Yahudi. Mereka
mengatur rencana jahat terhadap khalifah Umar dengan memerintahkan Abu Lu’luah.
Abu Lu’luah berhasil menyusup masuk ke masjid dan mendekati khalifah Umar yang
akan melaksanakan salat Subuh. Beliau kemudian melukai khalifah Umar. Beberapa
hari kemudian, beliau meninggal dunia dalam usia 63 tahun. Khalifah
berikutnya yang menggantikan beliau
adalah sahabat Usman bin Affan.
Posting Komentar untuk "Materi SKI Kelas 5 Bab 7 : Kisah Teladah Sahabat Umar Bin Khattab RA"
Posting Komentar