Materi SKI Kelas 5 Bab VIII: Kisah Teladan Sahabat Usman Bin Affan
A. Meneladani Sahabat Usman Bin Affan r.a.
Ustman bin Affan r.a. adalah sahabat
Rasulullah Saw. yang santun, dermawan dan mencurahkan perhatiannya yang besar
terhadap perjuangan Rasulullah Saw. Beliau merupakan khalifah yang membukukan
mushaf al-Qur’an dan rajin membacanya.
Nama lengkapnya adalah Usman bin Affan bin
Abil ’Ash bin Umaiyah. Ia dikenal dengan sebutan Abu Abdullah, lahir pada tahun
573 M di Makkah, pada waktu Rasulullah berumur lima tahun. Ayahnya bernama
Affan dan ibunya bernama Arwa. Beliau merupakan salah satu keturunan dari
keluarga besar Bani Umayyah suku Quraisyi. Sejak kecil, ia dikenal dengan
kecerdasan, kejujuran, kesantunan dan keshalehannya sehingga Rasulullah Saw.
mengaguminya.
Usman bin Affan masuk Islam pada usia 34
tahun, atas ajakan Sahabat Abu Bakar as- Shiddiq. Tertarik dengan ajakan Abu
Bakar ini, beliau kemudian menghadap Rasulullah Saw. untuk menyatakan keimanan
dan keislamannya.
Sebelum dan sesudah masuk Islam, sahabat Usman
bin Affan adalah pedagang yang kaya raya. Beliau terkenal sangat dermawan
menginfakkan hartanya demi kepentingan Islam. Pada saat Rasulullah Saw. akan
melakukan perang Tabuk, sahabat Usman mendermakan 950 ekor unta, 59 ekor kuda,
dan seribu dinar untuk keperluan pasukan Islam. Sahabat Usman juga mewakafkan
sumur rumah yang dibeli dari orang Yahudi dengan harga dua puluh ribu dirham
untuk keperluan air bagi kaum muslimin.
Sahabat Usman juga pernah mengemban tugas
diplomatik pada masa yang sulit dan penuh ancaman bahaya, yaitu ketika
bertindak sebagai utusan Rasulullah Saw. untuk melakukan perundingan dengan
kaum Quraisy di Makkah. Penugasan ini melahirkan dua peristiwa penting yakni baiat
ridwan dan perjanjian Hudaibiah.
Beliau sangat akrab dengan Rasulullah Saw.
Karena kedekatannya inilah Rasulullah Saw.
menikahkan putrinya yang
bernama Sayyidah Ruqaiyah
dengan sahabat Usman. Setelah Ruqaiyah meninggal pada waktu
perang Badar, Rasulullah Saw. kemudian menikahkan Sahabat Usman bin Affan
dengan puterinya yang kedua yaitu Sayyid ah Ummi Kultsum. Oleh karena itu,
sahabat Usman terkenal dengan julukan Dzun Nurain yang berarti orang yang
mempunyai dua cahaya.
Sayyidah Ummu Kultsum meninggal pada tahun ke 9 hijriah. Rasulullah Saw. berkata kepada sahabat Usman: ”Andaikata ada puteri kami yang ketiga, akan kami nikahkan pula denganmu”.
Sahabat Usman bin Affan termasuk salah seorang
Assabiqun al-Awwalun (orang- orang yang pertama masuk Islam). Sahabat Usman
ikut hijrah ke Abbesina (Habasyah). Beliau juga ikut dalam setiap peperangan
dengan Rasulullah Saw., kecuali perang Badar.
Sahabat Usman juga dikenal sebagai salah satu
penulis wahyu. Sahabat Usman juga mempunyai
keistimewaan menguasai ilmu bahasa Arab zaman jahiliah, di antaranya
ilmu keturunan, perumpamaan-perumpamaan, dan berita-berita peperangan. Ia juga
memiliki tentang ilmu untuk menentukan waktu perjalanan dagang di kalangan
masyarakat Arab waktu itu.
Oleh karena itu meskipun pada pemerintahannya
banyak sekali gejolak politik
karena kebijakan yang diambilnya,
bukan berarti kepribadian sahabat Usman yang berubah. Tetapi, disebabkan
oleh kondisi kaum muslimin saat itu dan desakan-desakan dari luar dirinya.
Karenanya, tidak benar jika sahabat Usman disebut nepotisme
dan lemah. Namun
karena orang-orang di lingkungannya menyembunyikan kebenaran yang
seharusnya dilaporkan kepada sahabat Usman sebagai khalifah. Sahabat Usman
meninggal pada tahun 35 hijriah karena ulah para pemberontak yang memasuki
rumah beliau. Beliau meninggal dunia saat sedang membaca al-Qur’an dalam usia
82 tahun.
B. Sahabat Usman bin Affan r.a. Menjadi Khalifah (23 – 35 H/ 644-656 M)
Beberapa saat sebelum meninggal, sahabat Umar
bin Khattab r.a. tidak menunjuk seseorang yang akan menggantikan kedudukannya. Ketika beliau
didesak untuk menunjuk seorang pengganti, beliau menjawabya dengan bijaksana:
”Andaikata saya menunjuk siapa yang akan menjadi khalifah sesudah saya, maka
telah ada seseorang yang lebih baik daripada saya yang telah melakukan hal ini
(yakni Abu Bakar telah melakukan penunjukan). Dan kalau saya tidak menunjuk,
telah pernah pula yang lebih baik darfi saya (maksudnya Rasulullah Saw.) yang
berbuat demikian”.
Meskipun tidak menunjuk seseorang yang akan
menggantikan kedudukannya, akan tetapi beliau menyarankan agar khalifah
berikutnya adalah salah satu dari enam sahabat yang dijamin masuk surga oleh
Rasulullah Saw. Mereka adalah Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Zubair bin ’Awwam,
Sa’ad bin Abi Waqqash dan Abdurrahman bin ’Auf. Dewan pemilihan khalifah yang
beranggotakan enam sahabat ini disebut ahlul halli wal aqdi.
Dari keenam sahabat pilihan khalifah Umar di
atas, maka sahabat Usmanlah yang terpilih menjadi khalifah yang menggantikan
khalifah Umar bin Khattab. Khalifah Usman dipilih menjadi khalifah pada saat
berusia 70 tahun.
Khalifah Usman memikul tugas yang berat untuk
melanjutkan pemerintahan khalifah Umar bin Khattab. Khalifah Usman memerintah
dengan penuh kelembutan dan santun. Ia merupakan khalifah terlama di antara
empat khalifah khulafaur rasyidin, yakni
menjabat selama dua belas (12) tahun. Prestasi khalifah Utsman bin Affan di
antaranya adalah:
1. Menumpas Pemberontakan di Daerah
Semenjak khalifah Umar wafat, daerah-daerah
yang sudah dikuasai Islam pada masa khalifa Umar melakukan pemberontakan.
Mereka ingin membangkitkan kekuasaan pemerintahan lama yang telah dikalahkan.
Para mantan penguasa dan pejabat pemerintahan lama di Persia menyusun kekuatan
untuk menjadikan mereka berkuasa lagi. Pemberontakan ini terjadi di Khurasan.
Di samping itu, kota Iskandariah yang dulunya telah dikuasai oleh pemerintahan
Islam dierang oleh bangsa Romawi yang dipimpin oleh panglima Manuel dari
Armenia.
Khalifah Usman mengirim pasukan untuk menumpas kedua pemberontakan di atas. Pasukan yang dikirim khalifah berhasil menumpas kedua pemberontakan tersebut. Dengan kemenangan ini daerah Khurasan dan Iskandariah berhasil dikuasai kembali oleh pemerintahan Islam. Kedua daerah tersebut kembali aman tentram di bawah panji -panji Islam.
2. Menghadapi Pertentangan Bangsa Romawi
Khalifah Usman berhasil mengirim pasukan untuk
melawan pasukan Romawi yang dipimpin kaisar Constantin. Sementara pasukan Islam
dipimpin oleh Abdullah Ibnu Abi Sarah,
Gubernur Mesir. Peperangan ini terjadi di laut tengah dekat Kota Iskandariah
pada tahun 31 Hijriah. Peperangan ini melibatkan banyak kapal perang sehingga
perang ini dinamakan perang Dzatis
Sawari (peperangan tiang
kapal). Pasukan Islam
hanya berjumlah 200 kapal, sedangkan pasukan musuh berjumlah 1000 kapal.
Namun pasukan Islam berhasil membuat pasukan Romawi kocar kacir.
3. Membukukan Mushaf Al-Qur’an
Pada masa khalifah Usman daerah kekuasaan
Islam semakin luas dan sahabat Nabi banyak menyebar di berbagai daerah. Hal ini
menyebabkan beragamnya dialek pembacaan alQur’an. Perbedaan ini dapat memicu
perpecahan di antara umat Islam. Karena itu, khalifah
Usman membuat keputusan untuk menyeragamkan bacaan al-Qur;an dalam satu mushaf. Akhirnya beliau membentuk tim penulisan al-Qur’an yang dipimpin oleh Zaid bin Tsabit.
Hasil dari penulisan al-Qur’an dijadikan
sebagai mushaf standar (mushaf yang dijadikan acuan) yang disebut mushaf
Usmani. Terdapat 6 buah mushaf. Satu
untuk khalifah Utsman yang lain dikirim ke Makkah, Madinah, Basrah, Kufah dan
Syam/Syria. Mushaf al- Qur’an selain yang enam tersebut diperintahkan untuk
dibakar. Mushaf al-Qur’an yang ditulis pada masa khalifah Usman yang sekarang
banyak menjadi rujukan kaum Muslimin seluruh dunia hingga saat ini.
Pada masa sahabat Usman, banyak gubernur dan pejabat yang hidup mewah dan gemerlap. Anjuran khalifah sebelumnya (khalifah Umar) sudah tidak diperhatikan lagi. Karena itu, banyak pejabat yang menumpuk kekayaan, terutama gubernur Syam (sahabat Muawiyah). Sebagian masyarakat ada yang tidak puas dengan kondisi ini sehingga berkhianat kepada khalifah Usman dan bersekongkol dengan kaum Yahudi yang dipimpin Abdullah bin Saba’.
Hal ini menunjukkan bahwa khalifah Usman
menjadi korban kebencian sebagian rakyatnya. Sebab yang melakukan pemborosan
dan bermewah-mewah yang dibenci rakyat adalah para pejabat di bawah khalifah
Usman, di antaranya Marwan bin Hakam. Para pejabat tersebut sering membuat
kesalahan dan menutup-nutupi di hadapan khalifah. Kelembutan dan kesantunan
khalifah Usman dimanfaatkan oleh kelompok yang menguntungkan diri sendiri.
Posting Komentar untuk "Materi SKI Kelas 5 Bab VIII: Kisah Teladan Sahabat Usman Bin Affan"
Posting Komentar