Materi SKI Kelas 5 MI Bab 6: Kisah Teladan Sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq
Keempat sahabat Rasulullah Saw. di atas adalah khalifah yang memimpin umat Islam selama 30 tahun dengan penuh kemuliaan dan keteladanan. Selama memimpin umat Islam, banyak keberhasilan (prestasi) yang diraih sehingga dakwah Islamiah semakin luas.
A. Meneladani Sahabat Abu Bakar as-Shiddiq ra
Abu Bakar lahir
pada tahun ketiga tahun gajah (573 M) atau tiga tahun lebih muda dari Rasululah
Saw. Abu Bakar mempunyai nama asli
Abdullah ibnu Abi Quhafah Ustman bin Amir bin Amru bin Sa’d bin Taim bin Murrah
at Tamimi. Singkatnya Abdullah bin Abi Quhafah at-Tamimi. Garis keturunannya
bertemu dengan garis keturunan Rasulullah Saw. pada Murrah bin Kaab yaitu kakek
yang ketujuh.
Di masa Jahiliah (sebelum masuk Islam) ia bernama Abdul Ka’bah. Kemudian setelah masuk Islam namanya diubah oleh Nabi Muhammad Saw. menjadi Abdullah. Nama panggilannya banyak di antaranya adalah Abu Bakar as-Shiddiq, Al-Atiq, Abdullah, dan Abu Khuhafah. Namun yang paling terkenal adalah Abu Bakar as-Shiddiq.
Tahukah kalian,
kenapa namanya Abdullah tetapi ia lebih terkenal dengan sebutan Abu Bakar?
Karena ia orang dewasa laki-laki yang pertama kali masuk Islam, maka diberi julukan
(kuniyah) nama Abu Bakar. Abu Bakar artinya pelopor pagi hari. Ia adalah
laki-laki yang memelopori masuk Islam
dengan segera setelah Rasulullah Saw.
menerima wahyu. Nama julukan inilah yang kemudian sering banyak dipakai.
Abu Bakar mendapat gelar kehormatan di belakang namanya yakni gelar as-Shiddiq yang berarti orang yang jujur dan membenarkan Rasulullah Saw. Beliau memang dikenal orang yang selalu membenarkan Rasulullah Saw. terutama dalam peristiwa Israk Mikraj. Di tengah pertentangan, ejekan dan ketidakpercayaan orang kafir, Abu Bakar adalah orang yang paling gencar membenarkan peristiwa Israk Mikraj ini. Karena itu, dibelakang nama beliau diberi gelar as-Shiddiq, lengkapnya Abu Bakar as-Shiddiq.
Pada masa Jahiliah
Abu Bakar adalah seorang pedagang yang sukses.
Ia banyak melakukan perjalanan
dagang dan termasuk orang yang sangat giat dan tekun. Setelah masuk Islam, ia
menggunakan hartanya untuk menopang perjuangan Rasulullah Saw. Karenanya, Abu
Bakar termasuk sahabat yang dermawan.
Abu Bakar adalah orang yang jujur dan baik hati. Ketika Rasulullah Saw. mendakwahkan Islam, ia langsung menerima ajaran tersebut dengan penuh keyakinan (sidiq). Ia sangat mencintai Islam dan berusaha keras menyebarkannya, terutama kepada sahabat- sahabat dekatnya. Di antara sahabat dekat Abu Bakar yang masuk Islam adalah Utsman bin Affan, Zubeir bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan Thalhah bin Ubaidillah.
Abu Bakar juga menyayangi para sahabat lainnya dan rela berkorban demi mereka (setia kawan). Di antaranya dibuktikan dengan kerelaannya memerdekakan Bilal bin Rabah. Waktu itu, sahabat Bilal yang berstatus budak, masuk Islam. Namun kemudian tuan pemiliknya mengetahui dan menyuruh sahabat Bilal keluar dari Islam. Sahabat Bilal menolak. Akhirnya Bilal disiksa dengan kejam. Mengetahui hal ini sahabat Abu Bakar rela mengeluarkan hartanya demi memebebaskan Bilal dari stausnya sebagai budak. Sejak saat itu, Bilal menjadi orang merdeka.
Abu Bakar juga
sangat santun dan bijaksana, namun tetap tegas dan teguh memegang prinsip. Para
sahabat lain mengagumi dan menghormatinya. Posisinya sebagai bangsawan kaya
yang mengayomi para sahabat, menjadi penguat sahabat-sahabat lain yang
mengalami cercaan, gangguan, dan siksaan kaum kafir Makkah.
Abu Bakar adalah sahabat karib Rasulullah Saw. yang setia dan mencintai Rasulullah Saw. Begitu setia dan cintanya kepada Rasulullah Saw. sehingga ia rela mempertaruhkan harta dan nyawa demi membela Rasulullah Saw. Hal ini dibuktikan saat Allah Swt. memerintahkan hijrah, ia tidak hijrah ke Madinah mengikuti sahabat-sahabat lain yang berangkat lebih awal. Tetapi ia setia menemani Rasulullah Saw. yang berangkat hijrah beberapa waktu kemudian.
Di malam keberangkatan hijrah Rasulullah Saw, ia rela mempertahankan nyawa dengan menemani Rasul yang akan dibunuh sekelompok kaum kafir Makkah bersenjata. Ia terus saja melakukan perjalanan melewati terjalnya bukit Tsur. Untuk menghindari kejaran kaum kafir Makkah, Abu Bakar bersama Rasulullah Saw. istirahat sementara di Goa Tsur. Saat kaum kafir sampai di depan gua Tsur, sahabat Abu Bakar sangat khawatir terhadap keselamatan Rasulullah Saw. Namun Rasulullah Saw. meyakinkan sahabat Abu Bakar bahwa Allah pasti akan menolong. Benar yang disampaikan Rasulullah Saw. Allah SWT menurunkan laba-laba di mulut goa dan bersarang di sana. Kaum kafir pun tidak jadi memasuki goa karena menyangka tidak mungkin Rasulullah Saw. berada di dalam goa karena dimulut goa terdapat sarang laba-laba.
Begitu cintanya kepada Rasulullah Saw. hingga saat Rasulullah Saw tidur di pangkuannya, ia tidak berani bergeser dan bergerak. Bahkan saat ia digigit serangga pun, ia tidak bergerak, karena khawatir Rasulullah Saw. akan terbangun.
B. Sahabat Abu Bakar r.a. Menjadi Khalifah (11–13 H/632-634 M)
Sahabat Abu Bakar r.a. dipilih menjadi khalifah menggantikan Rasulullah Saw. oleh mayoritas sahabat. Proses pemilihan diawali musyawarah di Tsaqifah Bani Sa’idah. Pada waktu itu, sahabat Ansar dan Muhajirin berkumpul untuk menentukan khalifah. Baik sahabat Ansar maupun Muhajirin mengemukakan pendapatnya dan merasa paling berhak menjadi khalifah.
Namun sahabat Abu Bakar r.a. menengahi perbedaan pendapat tersebut dan mencalonkan sahabat Umar bin Khatab r.a.dan Abu Ubadah bin Jarah r.a, namun keduanya tidak bersedia dicalonkan. Kemudian serta merta Basyir bin Saad dari kaum Ansar menjabat tangan Abu Bakar r . a . dan membai’atnya sebagai pemimpin.
Bai’at ini kemudian diikuti oleh para sahabatyang hadir. Bai’at inilah yang kemudian dikenal dengan bai’at Saqifah atau bai’at di balai pertemuan. Saat diangkat khalifah, sahabat Abu Bakar berusia 61 tahun.
Keesokan harinya, sahabat Abu Bakar r.a. naik mimbar di masjid Nabawi dan kaum muslimin menyepakati kekhalifahan Abu Bakar r.a. Mereka mempercayai Abu Bakar r.a. sebagai pemimpin sepeninggal Rasulullah Saw. karena Abu Bakar r.a. termasuk orang yang pertama masuk Islam, sangat dekat dengan Rasul, jujur, adil, arif dan bijaksana, tegas, dan berwibawa.
Di samping itu, waktu Rasul sakit, Abu Bakarlah yang diperintah Rasul untuk menggantikan menjadi imam Salat. Dari peristiwa ini menunjukkan, bahwa Rasulullah Saw. sangat mempercayai Abu Bakar. Bahkan sebagian sahabat menafsirkan bahwa peristiwa ini adalah isyarat dari Rasulullah Saw. bahwa Abu Bakar r.a. akan menggantikan Rasulullah Saw. memimpin umat Islam.
Setelah diangkat menjadi khalifat, beliau berpidato di depan kaum muslimin semua. Berikut isi pidato Abu Bakar r.a.”
”Wahai manusia! Saya telah diangkat untuk mengendalikan urusanmu. Maka jika aku menjalankan tugasku dengan baik, ikutilah aku. Tetapi jika aku berfbuat salah, maka betulkanlah. Orang yang kamu pandang kuat, saya pandang lemah, sehingga aku dapat mengambil hak daripadanya. Sedang orang yang kamu pandang lemah, saya pandang kuat, sehingga saya dapat mengembalikan haknya kepadanya. Hendaklah kamu taat kepadaku selama aku taat kepada Allah dan rasulNya, tetapi bilamana aku tiada menaati Allah dan Rasul-Nya, maka kamu tidak perlu menaatiku”.
Sahabat Abu Bakar r.a. menjadi khalifah selama dua tahun yakni dari tahun 10 H sampai dengan tahun 12 H. Khalifah Abu Bakar r.a. dikenal dengan sahabat yang jujur, sangat teguh membela kebenaran, mempunyai prinsip yang kuat, adil dan bijaksana, serta dermawan. Sebagai khalifah, dalam memutuskan perkara, sahabat Abu Bakar r.a. melakukan musyawarah dengan para sahabat lainnya.
Pada masa
kepemimpinannya, khalifah Abu Bakar r.a.
berhasil mengukir prestasi yakni:
1. Menertibkan gerakan kaum murtad yang keluar dari Islam
Kebanyakan
orang-orang yang murtad adalah mereka yang imannya masih lemah atau mereka yang
baru masuk Islam. Mereka hanya taat dan patuh selama Rasulullah Saw. masih
hidup. Sepeninggal Rasulullah Saw., mereka banyak yang keluar dari Islam.
Kondisi di atas
disebabkan kebanyakan dari mereka masuk Islam setelah perjanjian Hudaibiah
poada tahun keenam hijriah. Ada pula yang masuk Islam setelah dikalahnya
Hawazin dan Tsaqif
pada tahun 9
hijriah. Sementara Rasulullah
Saw. wafat pada tahun 10 hijriah. Dengan demikian mereka baru saja
masuk Islam.
Khalifah Abu Bakar r.a. mengingatkan mereka agar kembali ke jalan yang benar. Namun mereka membangkang. Karenanya, khalifah Abu Bakar pun melumpuhkan gerakan mereka agar tidak merusak persatuan umat Islam.
2. Menertibkan orang-orang yang tidak mau membayar zakat
Sementara itu,
sebagian kaum muslimin ada yang enggan membayar zakat di samping karena mereka
imannya belum kuat, juga disebabkan pemahaman yang salah terhadap ajaran zakat.
Mereka ini menganggap zakat sebagai pajak, sehingga ketika pemimpin agung nan
kuat yakni Rasulullah Saw. wafat, mereka tidak mau membayar zakat. Sudah tidak
ada lagi pajak sepeninggal Rasulullah Saw. Padahal dalam Islam, zakat bukanlah pajak.
Keengganan mereka membayar zakat juga disebabkan pemahaman mereka yang salah terhadap ayat yang memerintahkan zakat. Firman Allah surat at-Taubah ayat 103:
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo'alah untuk mereka. Sesungguhnya do'a kamu itu ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Surat at-Taubah: 103)
Dalam memahami ayat di atas mereka menilai bahwa yang berhak mengambil zakat hanya Rasulullah Saw. Dengan wafatnya Rasululullah Saw., maka zakat tidak wajib lagi. Dalam pandangan mereka, ayat di atas khusus untuk Rasulullah Saw. yang diperintah mengambil zakat kepada kaum muslimin. Dengan demikian, Khalifah Abu Bakar r.a. tidak berhak mengambil zakat untuk kepentingan kaum muslimin. Terhadap para pembangkang ini khalifah Abu Bakar r.a. menertibkan gerakan mereka sehingga umat Islam kembali ke ajaran Islam yang benar.
3. Menumpas gerakan nabi palsu
Gerakan nabi palsu
sebenarnya sudah muncul pada saat Rasulullah Saw. masih hidup. Gerakan ini
semakin meningkat dimasa khalifah Abu Bakar. Tokoh nabi palsu di antaranya
adalah Musailamah al-Kadzzab dari Bani Hanifah dari al-Yamamah. Tokoh lain yang
mengaku menjadi nabi adalah al-Aswad al-’Ansi di Yaman dan Thulailah ibnu
Khuwailid dari bani As’ad. Di antara pengikut nabi-nabi palsu tersebut
banyak yang mengetahui kepalsuan dan
kesesatan nabi-nabi palsu. Tetapi mereka mau mendukung karena mereka tidak
ingin dipimpin oleh suku Quraisy.
Khalifah Abu Bakar r.a. tidak tinggal diam. Ia menumpas gerakan nabi palsu untuk menyelamatkan umat Islam dari kekufuran. Nabi Muhammad Saw. adalah nabi terakhir. Mengakui ada nabi setelah nabi Muhammad Saw. adalah kekufuran dan murtad.
4. Membukukan Al-Qur’an
Akibat peperangan menumpas kaum murtad, sebanyak 70 sahabat penghafal al- Qur’an gugur. Hal ini mengkhawatirkan sahabat Umar bin Khatthab bahwa al-Qur’an ke depan sulit diajarkan karena para penghafal semakin sedikit. Untuk menjaga kemurnian al-Qur’an, maka harus ditulis. Usulan ini akhirnya diterima khalifah Abu Bakar r.a. Khalifah menunjuk sahabat Zaid bin Tsabit memimpin tim penulis al-Qur’an. Hasil tulisan mushaf al-Qur’an yang pertama ini kemudian disimpan oleh Hafshah, istri Rasulullah Saw.
Pada masa Khalifah Abu Bakar, bangsa Romawi dan Persia mengancam kedudukan pemerintahan kaum muslimin yang berpusat di Madinah. Karena itu, sahabat Abu Bakar mengirimkan bala tentara untuk mempertahankan diri. Namun pada saat pasukan khalifah Abu Bakar berhadapan dengan pasukan musuh, beliau wafat karena sakit. Beliau wafat pada tanggal 23 Jumadil akhir tahun 13 H bertepatan dengan bulan Agustus 634 M, dalam usianya 63 tahun. Kekhalifahannya berlangsung selama dua tahun tiga bulan sebelas hari. Jenazahnya dimakamkan di samping makam Rasulullah Saw.
Rangkuman
1. Sahabat Abu Bakar r . a . adalah orang yang jujur dan baik hati. Ketika
Rasulullah Saw. mendakwah Islam,
ia langsung menerima
ajaran tersebut dengan
penuh keyakinan (sidiq). Ia
sangat mencintai Islam
dan berusaha keras
menyebarkannya, terutama kepada sahabat-sahabat dekatnya. Sahabat Abu
Bakar juga menyayangi para sahabat lainnya
dan rela berkorban
demi mereka (setia
kawan). Di antaranya dibuktikan dengan kerelaannya
memerdekakan Bilal bin Rabah.
2. Sahabat Abu Bakar r.a. menjadi khalifah selama dua tahun yakni dari tahun 10 H sampai dengan tahun 12 H. Khalifah Abu Bakar dikenal dengan sahabat yang jujur, adil dan bijaksana, dermawan, dan suka bermusyawarah. Kejujuran khalifah Abu Bakar dibuktikan dengan tegas menegakkan kebenaran Islam sehingga saat terdapat sebagian umat Islam yang mengabaikan ajaran Islam, khalifah dengan santun meningatkannya. Saat mereka menolak, selaku khalifah, Abu Bakar menegakkan aturan dengan tegas.
Posting Komentar untuk "Materi SKI Kelas 5 MI Bab 6: Kisah Teladan Sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq"
Posting Komentar