Makna dan Cara Bersyukur oleh Dr. TGH. Abdul Aziz Sukarnawadi
Makna dan Cara Bersyukur oleh Dr. TGH. Abdul Aziz Sukarnawadi
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merayakan hari jadinya yang ke-66 dengan menyelenggarakan acara NTB Bersyukur bertempat di Masjid Islamic Center Hubbul Wathan NTB.
Acara yang diselenggarakan pada Jum'at (13/12/2024) tersebut dihadiri Pj. Gubernur Nusa Tenggara Barat Purn. Jenderal Hasanuddin, Bapak sekda Provinsi Nusa Tenggara Barat Lalu Gita, anggota forkopimda NTB, pimpinan instansi vertikal BUMN, BUMD, kepala perangkat daerah lingkup pemerintah Nusa Tenggara Barat, tokoh agama tokoh masyarakat, anggota TNI, Polri dan segenap Dewan Guru serta siswa-siswa dari madrasah Kemenag Kota Mataram.
Dalam momen penuh syukur ini, Dr. TGH. Abdul Aziz Sukarnawadi menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya bersyukur sebagai bentuk pengakuan atas nikmat Allah. Syukur bukan hanya sekadar ungkapan lisan, tetapi juga harus diwujudkan dalam tindakan nyata yang mendatangkan keberkahan bagi diri sendiri dan lingkungan.
Dalam ceramahnya, beliau mengingatkan bahwa rasa syukur mampu membuka pintu rahmat, menjauhkan bencana, dan menjadi kunci utama kemajuan.
Pada postingan ini kami akan merangkum poin-poin penting dari ceramah beliau, mengajak kita merenungi makna syukur, persatuan, dan kontribusi nyata dalam memajukan daerah tercinta. Mari kita simak dan selami pesan-pesan inspiratif ini untuk membangun NTB yang lebih baik dan diberkahi.
Tausiah Dr. TGH. Abdul Aziz Sukarnawadi Temtang Bersyukur
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala atas segala nikmat yang telah dianugerahkan kepada kita. Selawat dan salam senantiasa kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam, yang menjadi penyalur rahmat Allah bagi alam semesta, sebagaimana firman Allah, “Wa ma arsalnaka illa rahmatan lil alamin”. Nabi Muhammad adalah perantara rahmat Allah yang membawa keberkahan bagi kita semua. Mari kita berselawat kepada beliau, Allahumma shalli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala alihi wasallim.
Bapak, Ibu, hadirin yang dirahmati Allah, di antara nikmat besar yang patut kita syukuri adalah keberadaan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang tahun ini genap berusia 66 tahun. Provinsi kita tercinta masih eksis dan terus berkembang. Kita harus optimis dan terus berjuang agar NTB menjadi daerah yang lebih maju, lebih makmur, dan senantiasa diberkahi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Momentum ini penting untuk kita rayakan sebagai bentuk syukur atas nikmat Allah, sebagaimana firman-Nya, “Ingatlah nikmat Allah yang telah diberikan kepada kalian.”
Berbicara tentang syukur, syukur bukan hanya sebuah anjuran atau kewajiban, tetapi juga menjadi cara untuk mencegah bencana dan bala. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman, “Ma yaf’alullahu bi’adzabikum in syakartum wa amantum,” yang artinya, “Allah tidak akan menyiksamu jika kamu bersyukur dan beriman.” Sebaliknya, jika kita tidak bersyukur, azab Allah sangat pedih. Oleh karena itu, mari kita introspeksi diri. Sudahkah kita bersyukur atas nikmat yang Allah berikan?
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Barang siapa tidak bersyukur atas nikmat yang kecil, maka ia tidak akan bersyukur atas nikmat yang besar.” Nikmat kecil seperti kesehatan, waktu luang, atau rezeki yang cukup harus kita syukuri agar Allah menambahkannya. Sebagaimana janji Allah, “Lain syakartum la-azidannakum,” jika kamu bersyukur, pasti Aku tambahkan nikmat-Ku.
Hadirin sekalian, syukur juga harus diwujudkan dengan amal saleh. Allah berfirman kepada keluarga Nabi Daud, “I’malu aala Dauda syukran,” yang artinya, “Beramallah sebagai tanda syukur.” Amal saleh mencakup ibadah kepada Allah dan pelayanan kepada sesama. Dalam konteks NTB, ini berarti bekerja dengan niat yang ikhlas untuk kemajuan daerah kita.
Selain itu, Nabi juga mengingatkan pentingnya bersyukur kepada sesama manusia. Sabda beliau, “Barang siapa tidak bersyukur kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah.” Kita harus mengenang jasa para pendahulu yang telah membangun NTB, baik para pemimpin maupun masyarakatnya. Untuk mereka yang telah tiada, mari kita kirimkan doa dan Al-Fatihah.
Nabi juga menekankan pentingnya menjaga persatuan. Dalam hadis, beliau bersabda, “Al-jama’atu rahmah, wal furqatu adzab,” yang artinya, “Persatuan adalah rahmat, dan perpecahan adalah azab.” Maka, mari kita jaga persaudaraan, saling mendukung, dan mengakhiri kebencian di antara kita. Dengan demikian, NTB akan menjadi daerah yang damai dan diberkahi.
Sebagai penutup, mari kita tingkatkan rasa syukur dengan memperbanyak amal saleh, beribadah, dan bekerja keras untuk kemajuan NTB. Pasanglah niat untuk memakmurkan daerah ini sebagai bentuk ibadah kepada Allah. Semoga NTB menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur—daerah yang makmur, penuh berkah, dan diridhai Allah.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Demikian poin-poin singkat dari ceramah Dr. TGH. Abdul Aziz Sukarnawadi tentang pentingnya bersyukur untuk lebih lengkapnya ceramah beliau ini dapat anda tonton pada tautan link YouTube berikut ini.
Posting Komentar untuk "Makna dan Cara Bersyukur oleh Dr. TGH. Abdul Aziz Sukarnawadi"
Posting Komentar