Rangkuman Bab IX: Seni Grafis Materi Seni Budaya Kelas Kelas IX SMP/MTs Kurikulum 2013
Materi Seni Grafis: Bab IX Seni Budaya Kelas IX Kurikulum 2013
Seni grafis adalah salah satu cabang seni rupa yang penuh kreativitas dan daya tarik. Dalam Bab IX Seni Budaya untuk kelas IX SMP/MTs Kurikulum 2013, siswa diajak untuk mengenal lebih jauh tentang seni grafis, mulai dari pengertian, teknik, hingga penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Seni grafis tidak hanya sekadar karya seni, tetapi juga medium komunikasi visual yang mampu menyampaikan pesan secara efektif.
Bab ini menjadi pintu masuk bagi siswa untuk mengeksplorasi
berbagai teknik seni grafis seperti cetak tinggi, cetak dalam, cetak saring,
dan cetak datar. Selain itu, siswa juga diajak memahami nilai estetika dan
fungsionalitas seni grafis, yang menjadikannya bagian penting dalam dunia seni
dan desain modern.
Dalam rangkuman ini, kita akan membahas poin-poin utama dari
Bab IX secara ringkas namun mendalam. Mari kita telusuri bersama dunia seni
grafis dan temukan inspirasi dari berbagai teknik kreatif yang ditawarkan!
A. Pengertian Seni Grafis
Seni grafis termasuk karya seni rupa dwimatra yang dibuat
untuk mencurahkan ide/gagasan dan emosi seseorang dengan menggunakan teknik
cetak. sehingga memungkinkan pelipat gandaan karyanya. Istilah seni grafis
dikenal juga dengan seni mencetak. Grafis berasal dari bahasa Yunani,
“graphein” yang berarti menulis atau menggambar (Diksi Seni Rupa, Mikke Susanto
hal 47). Istilah grafis dari bahasa Inggris adalah graph atau graphic yang
berarti dapat membuat tulisan, lukisan dengan cara ditoreh atau digores. Cetakan
yang dimaksud di sini adalah berupa negatif film yang bisa menciptakan bentuk,
gaya, warna, ataupun ragamnya yang sama.
Karya seni grafis umumnya dibuat di atas kertas, pada teknik
monotype, prosesnya mampu menciptakan salinan karya yang sama dalam jumlah
banyak, ini yang disebut dengan proses cetak. Seni grafis diciptakan di atas
permukaan yang disebut dengan plat (medium cetak) plat yang dijadikan sebagai
media ini meliputi papan kayu, logam lembaran kaca akrilik, lembaran linoleum
atau batu litografi. Seni grafis lain yang disebut dengan cetak saring
menggunakan lembaran kan berpori (screen-printing) yang direntang pada sebuah
kerangka.
Sehingga kegiatan mencetak merupakan suatu cara memperbanyak
gambar dengan alat cetak/acuan/klise. Alat cetak (klise) tekniknya dengan
menggores atau mencukil pada sekeping papan, logam, atau bahan lainnya seperti
plat logam (kuningan atau aluminium). Hasil cetakan menunjukkan kreatifitas
maupun keterampilan penciptanya.
Hasil cukilan diolesi tinta dengan alat rol, kemudian
dilekatkan pada selembar kertas dan ditekan/press. Tinta dari acuan melekat
pada kertas inilah yang disebut dengan cetak grafis.
Dewasa ini, tidak semua kegiatan mencetak termasuk dalam
kategori seni grafis. Sebab, pada zaman sekarang ini kegiatan mencetak hanya
memproduksi gambar'tulisan secara massal yang sering disebut offset. Kegiatan
offset seperti ini menggunakan percetakan modern. (tim Abdi Guru, 2005: 42).
Kegiatan mencetak dengan mesin ini mengacu pada seni pakai maka berkembanglah
sebuah seni mencetak yang mengacu pada seni pakai (applied art) yang sebelumnya
seni murni (pure art).
Seni grafis di Indonesia awalnya merupakan media alternatif
bagi seniman yang telah mengerjakan bidang lainnya seperti melukis atau
mematung. Secara kronologis seni grafis muncul sekitar tahun 1950an tokohnya,
Mohtar Apin, Haryadi Suadi dari Bandung, Suromo dan Abdul Salam dari
Yogyakarta. Membuat karya dengan teknik cukil kayu (woodcut) dan kebanyakan
dari karyanya merupakan poster perjuangan.
B. Jenis Karya Seni Grafis dan Teknik
Pembagian jenis seni grafis dilakukan berdasarkan teknik
pembuatannya. Bahan dan alat yang dipakai juga beragam sesuai teknik yang
digunakan. Jenis-jenis seni grafis berdasarkan teknik pembuatannya dapat
dibedakan sebagai berikut.
1. (Cetak tinggi (teknik cetak relief /teknik cukil)
Cetak tinggi menggunakan klise/ scuan/alat cetak yang akan
menghasilkan gambar dari bagian yang menonjol. Apabila alat cetak dioles dengan
tinta, bagian yang menonjol itu akan menerima tinta. Jika klise/alat cetak itu
ditempelkan pada kertas kemudian diangkat, maka tampaklah gambar pada kertas.
Stempel merupakan salah satu alat untuk mencetak gambar atau
tulisan dengan teknik cetak tinggi. Cetak Tinggi di sini dengan memanfaatkan
bentuk/permukaan yang paling tinggi dapat kita lihat adanya gambar atau tulisan
yang timbul yang nantinya akan menghasilkan suatu gambar atau tulisan pada
benda yang diberi warna.
2. Cetak dalam (intaglio print)
Cetak dalam adalah seni cetak yang menggunakan klise dalam
artinya bagian dalam menyerap tinta dan akan membekas pada kertas Jenis-jenis
cetak dalam antara lain : etsa, mezzotint, drypoint, dan lain sebagainya. Cetak
dalam dibuat dengan bahan cetakan dari aluminiu atau kuningan yang permukaannya
ditoreh hingga menghasilkan goresan yang dalam. Tinta lalu dituangkan,
diratakan atau dirolkan pada bagian yang dalam tersebut. Kertas yang sudah
dilembapkan dengan air laly diletakkan di atasnya. Tinta akan melekat pada
kertas dan terbentuklah gambar atau tulisan sesuai yang diharapkan. Alat yang
dipakai untuk menoreh dapat berupa pahat grafis, paku, jarum, burin, atau logam
runcing.
3. Cetak datar (Planography Print)
Cetak datar adalah teknik cetak yang menggunakan klise datar
dengan prinsip saling menolak dan menerima antara tinta dan air. Cetak datar
adalah memperbanyak hasil cetakan dengan media permukaan yang datar. Teknik ini
ditemukan pada abad ke-16 di Eropa. Klise cetak ini menggunakan batu cadas
(limestone) biasa disebut dengan lithography. Selain batu, sekarang dapat juga
menggunakan lempengan logam (seng) untuk memperingan proses kerja. Planografi
(Cetak Datar) di mana matrix permukaannya tetap, hanya mendapat perlakuan
khusus pada bagian tertentu untuk menciptakan image/gambar. Teknik ini
meliputi: litografi, monotype, dan teknik digital salah satunya cetak offset.
4. Cetak saring
Cetak saring adalah salah satu teknik proses cetak yang
menggunakan layar (screen) dengan kerapatan serat tertentu. Cetak garing
dikenal dengan sablon atau senigrafi.
Sablon tersebut banyak digunakan untuk mencetak tulisan
maupun gambar pada permukaan datar atau rata, misalnya untuk mencetak tulisan
atau gambar pada kertas, kaos, kain spanduk, undangan, plastik, dan media
lainnya. Kain screen ini direntangkan dengan kuat agar menghasilkan layar dan
hasil cetakan yang datar.
C. Berkarya Seni Grafis
1. Proses pembuatan cetak tinggi
Pembuatan gambar dengan teknik cetak tinggi dapat
menghasilkan karya yang menarik, yang berbeda dengan gambar atau lukisan lain
yang pernah kamu buat. Prinsip kerjanya adalah mendapatkan, ruang positif
(permukan yang timbul) dan negatif (permukaan yang cekung). Garis dan ruang
negatif yang dihasilkan cukilan tidak terkena warna, sebaliknya garis dan
ruang. Bidang yang timbul dikenai tinta positif terkena warna dan dipindahkan
ke permukaan bidang cetak.
Bahan dan alat dalam cetak tinggi adalah sebagai berikut.
a. Bahan yang terdiri dari:
- Papan sebagai alas
- Hardboard atau papan MDF
- Tinta atau cat cetak offset
- Kaos, kain, atau kertas
- Kalau perlu ditambah cat pengering agar pengeringan lebih cepat
b. Peralatan yang diperlukan:
- Pensil
- Gunting
- Pisau cutter
- Woodcut
- Roler untuk meratakan warna
- Pahat atau pencungkil kayu, digunakan untuk membentuk gambar pada plat/sebagai klise cetak.
2. Cetak Saring
a. Proses pembuatan cetak saring
- Kerangka screen, bingkai yang terbuat dari kayu atau aluminium screen (kain kasa) atau Monyl merupakan kain berserat yang berfungsi sebagai sarana untuk membentuk gambar atau tulisan pada benda-benda yang akan disablon.
- Meja cetak, sebagai alas/tempat untuk melakukan penyablonan.
- Rakel, digunakan untuk meratakan tinta di screen.
- Obat sablon, emulsi (sensitizer).
- Cat dan sari warna sablon.
b. Proses Pembuatan Klise (film negative)
Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan klise
yaitu memperhatikan bahan yang digunakan dan teknik yang digunakan. Bahan yang
digunakan harus transparan, hal tersebut dimaksudkan agar pada saat penyinaran
(pengeksposan) bagian yang seharusnya tidak tembus oleh tinta akan terkena
sinar secara utuh. Bahan yang biasanya digunakan adalah kertas kalkir, film,
dan mika film.
Dalam menggambar untuk membuat klise (film negative) ada
beberapa teknik yang dapat digunakan, yaitu:
1) Langsung pada screen.
Pada teknik ini setelah screen (kain kasa) diberi tulisan
atau gambar/corak. Untuk area yang diinginkan tidak tembus oleh tinta diberi
emulsi yang dicampur dengan. sensitizer kemudian dijemur/penyinaran, setelah
kering siap untuk dipergunakan mencetak.
2) Negatif film
Proses ini menggunakan kertas kalkir (transparan) atau
kertas biasa yang sudah digambar. Untuk jenis kertas biasa setelah
digambar dilumuri dengan minyak goreng / minyak tanah
terlebih dahulu, dan dikeringkan sehingga menjadi transparan.
c. Proses afdruk pengekposan
Afdruk Ipengeksposan/ penyinaran adalah proses memindahkan
gambar berupa selembaran kertas yang akan menjadi model/desain ke screen dengan
bantuan bahan yang disebut emulsi sablon. Berikut ini tahapan afdruk, antara
lain:
- Pelapisan (coating)
Meliputi proses pencampuran emulsi dengan sensitilizer (obat
afdruk siap pakai) dan mengoleskannya ke screen dengan menggunakan alat yang
disebut dengan coater (pelapis) bisa juga dipakai penggaris, tahap pengolesan
ini dilakukan di dalam ruang yang gelap.
- Pengeringan awal
Proses pengeringan ini bisa dilakukan dengan menggunakan
bantuan hair dryer, dengan didiamkan saja sampai kering sendiri atau
menggunakan kipas angin. Sebagai catatan dalam proses pengeringan ini usahakan
agar tidak terkena sinar matahari lansung atau lampu yang mengandung sinar
ultra violet seperti neon, tujuannya untuk mencegah agar cahaya tidak mengenai
emulsi sehingga tidak bisa digunakan untuk proses selanjutnya
- Penyinaran screen ke panas matahari atau lampu neon
Screen yang sudah kering dari larutan emulsi, lalu bagian
bawah dialasi dengan busa hitam, dan dibagian atas diletakkan klise
negatif/kertas yang siap diekpose, kemudian ditutup dengan kaca untuk mengekpos
klise supaya menempel rapat ke screen. Lakukan penyinaran sekitar 20 detik
untuk cahaya terik dan 50 detik untuk cahaya matahari yang redup/sinar lampu
neon
- Pembuatan klise
Semprot dengan air untuk menghilangkan bagian yang
seharusnya berlubang pada bagian screen yang kita desain, gunakan semprotan
yang sesuai dan dapat menyemprot dengan kuat
- Pengeringan
Proses ini bisa dengan hair dryer atau dengan panas matahari
d. Proses Mencetak
Screen kering vang sudah melalui proses pengekposan gambar
Siap untuk dicetak. Letakan kertas atau media yang akan dicetak. Tuang Warna
yang diinginkan dan ratakan dengan rakel. Proses cetak saring selesai.
D. Rangkuman
Seni grafis merupakan bagian dari seni rupa 2 dimensi.
Grafis diambil dari bahasa Inggris Graph yang berarti membuat tulisan, gambar
dengan cara ditoreh atau digores, seni grafis pembuatannya melalui teknik
cetak.
Teknik seni grafis dapat dibagi dalam kategori dasar sebagai
berikut.
1. Cetak Tinggi (Cetak Relief)
Membuat acuan cetak dengan membentuk gambar pada permukaan
media cetak secara timbul, teknik ini meliputi: cukil kayu, engraving kayu.
2. Intaglio
Teknik cetak dengan menggunakan acuan cetak logam dari
tembaga, teknik ini meliputi: etsa, mezzotint, drypoint.
3. Planografi
Teknik cetak dengan menggunakan acuan cetak dari lempengan
batu. Teknik ini meliputi: litografi, monotype dan teknik digital.
Akhir Kata
Bab IX Seni Budaya Kelas IX Kurikulum 2013 membuka wawasan
kita tentang keindahan dan keunikan seni grafis. Melalui berbagai teknik dan
pendekatan kreatif, seni grafis tidak hanya menjadi media ekspresi, tetapi juga
alat komunikasi yang penuh makna.
Dengan mempelajari seni grafis, siswa tidak hanya memahami tekniknya, tetapi juga mengasah kreativitas dan apresiasi terhadap karya seni. Semoga pembahasan ini dapat menjadi inspirasi untuk terus berkarya dan mengeksplorasi dunia seni. Ingatlah, seni adalah bahasa universal yang mampu menyatukan dan menginspirasi. Teruslah berkreasi dan jadikan seni sebagai bagian dari perjalanan hidup Anda!
Posting Komentar untuk "Rangkuman Bab IX: Seni Grafis Materi Seni Budaya Kelas Kelas IX SMP/MTs Kurikulum 2013"
Posting Komentar