Seni Musik : Mengenal Lagu Daerah Materi Seni Seni Budaya Kelas VIII

Bersama ngajarsenibudaya kali ini kita akan membahas tentang materi seni musik untuk kelas VIII semester ganjil. Pada pembahasan kita kali ini fokus tentang Mengenal Lagu Daerah.
Materi ini kami sampaikan sebagai tambahan pembelajaran yang dilakukan secara dari daring. Adapun Kompetensi Inti dari materi ini adalah sebagai berikut.
  1. memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
  2. mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi. dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Sedangkan Kompetensi Dasar yang akan dicapai pada pembelajaran ini adalah
  • memahami teknik dan gaya menyanyi Iagu-Iagu daerah.
  • menyanyikan lagu-lagu daerah yang sesuai dengan teknik dan gayanya sesuai dialektika atau intonasi kedaerahan.
  • memahami teknik dan gaya lagu daerah dengan dua suara atau lebih secara berkelompok.
  • menyanyikan lagu-lagu daerah dengan dua suara atau lebih secara berkelompok.
  1. Setelah mempelajari materi berikut ini diharapkan siswa mampu: Mendeskripsikan teknik dan gaya menyanyi lagu-Iagu daerah. Menyebutkan ciri-ciri lagu daerah.
  2. Menjelaskan teknik dan gaya menyanyi lagu daerah. Mendeskripsikan teknik dan gaya lagu daerah dengan dua suara atau lebih secara berkelompok. Menyebutkan macam-macam grub vokal berdasarkan jenis suara.
  3. Menjelaskan teknik bernyanyi vokal grup lagu daerah dua suara atau lebih.
  4. Menyanyikan lagu daerah dengan dua suara atau lebih.
Secara garis besar materi kali ini akan membahas yang pertama adalah tentang Teknik dan Gaya Menyanyi Lagu-Lagu Daerah, pembahasannya terdiri dari Ciri-ciri Lagu Daerah, Teknik dan Gaya Menyanyi Lagu Daerah, Gaya lokal, Gaya Individual dan Gaya Periodikal. Sedangkan pembahasan berikutnya adalah tentang Lagu Daerah dan Pembagian Suara, pembahasannya terdiri dari Macam-Macam Grup Vokal Berdasarkan Jenis Suara, Teknik Bernyanyi Vokal Grup Lagu Daerah Dua Suara atau Lebih, dan Menyanyikan Lagu Daerah Dengan Dua Suara atau Lebih 

Untuk memahami materi pembelajaran tentang seni musik khususnya tentang mengenal lagu daerah, silahkan simak dan cermati uraian berikut ini dengan sungguh-sungguh dan seksama.

MENGENAL LAGU DAERAH

Sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia memiliki lagu dan alat musik tradisional yang mendapat pengaruh dari berbagai negara seperti india, Tiongkok, Portugis, serta negara-negara lainnya. Contoh lagu daerah Indonesia antara lain Bungong Jeumpa dari Aceh, Tokecang dari Jawa Barat, Cing Cangkeling dari Jawa Barat, Rambadia dari Tapanuli. Soleram dari Riau, Kaparak Tingga dari Minang, Marencong-rencong dari Bugis, dan Apuse dan Papua. 

Pengertian lagu daerah

Lagu daerah adalah lagu yang Iahir dari budaya daerah setempat yang bersifat turun-temurun. Lagu daerah di lndonesia. yaitu lagu dari daerah tertentu atau wllayah budaya tertentu. lazimnya dinyatakan dalam syair atau lirik bahasa wilayah (daerah) tersebut. Bahasa dan dialek yang digunakan kadang-kadang sulit untuk diketahui maksud dan tujuannya. Bentuk, pola. serta susunan melodi sangat sederhana sehingga mudah untuk dikuasai oleh semua lapisan masyarakat setempat. Teknik ucapan atau artikulasi harus memerhatikan ketentuan vokalisasi. 

Ciri-ciri Lagu Daerah

Setiap daerah memiliki lagu-lagu yang dinyanyikan pada saat tertentu dengan bahasa daerah Lagu-Iagu ini merupakan kekayaan budaya bangsa yang dapat dijadikan sebagai salah satu sarana membentuk karakter dan pendidikan sikap pada anak dan remaja. Nasihat yang disampaikan melalui lagu tentu lebih bermakna dan dapat diterima. Lagu daerah biasanya merujuk kepada sebuah lagu yang mempunyai irama khusus bagi sebuah daerah. Beberapa ciri khas lagu daerah, antara lain sebagai berikut: 
  1. Teks lagu daerah menggunakan bahasa dan dialek setempat. Misalkan lagu daerah Jawa Timur menggunakan bahasa Jawa dengan dialek Suroboyo-an.
  2. Lagu daerah diwariskan secara turun-temurun dengan tradisi lisan. Walaupun ada lagu daerah yang tertulis, hal itu berfungsi hanya untuk kepentingan dokumentasi saja.
  3. Lagu daerah pada umumnya tidak diketahui penulis atau penciptanya (anonim). Karena sifat lagu daerah adalah tidak menonjolkan ekspresi pribadi atau perorangan, tetapi pesan yang disampaikan adalah bersifat umum.
  4. Lagu daerah pada umumnya memiliki susunan melodi dan syair yang sederhana. Beberapa lagu daerah hanya memiliki 2, 4 atau 8 bait saja. Ada juga lagu daerah yang menggunakan syair berbeda pada setiap perulangannya. Lagu daerah yang sederhana biasanya bisa dinyanyikan dengan baik oleh masyarakat dari etnis lagu daerah tersebut berasal.
  5. Terkadang terdapat beberapa versi dari sebuah lagu di daerah berbeda dalam suatu etnis. Hal ini terjadi karena cara penyebaran lagu daerah dilakukan dari mulut ke mulut. Dalam membawakan lagu daerah, masyarakat biasanya menyanyikan dengan diiringi oleh musik daerah setempat. Misalkan lagu daerah Praon dari Jawa Tengah dinyanyikan dengan diiringi musik gamelan.
Tujuan menyanyikan lagu daerah adalah untuk lebih mengenal lagu-Iagu daerah di indonesia dan menimbulkan rasa cinta pada lagu daerah Indonesia juga Indonesia dapat di kenal atas budayanya termasuk seni musiknya. 

Lagu-lagu daerah merupakan kekayaan warisan budaya yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Pelestarian dan pengembangan warisan budaya ini dapat dilakukan dengan tetap menyanyikan sesuai dengan kebutuhan serta situasi dan kondisi di mana lagu tersebut harus dinyanyikan. 

Menyanyi pada masyarakat sering dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Ada lagu-lagu yang dinyanyikan pada saat upacara tertentu seperti pernikahan, kelahiran, kematian atau permainan. Ada juga lagu-lagu yang berisi nasihat atau sanjungan terhadap mahkluk sesama. lbu-ibu di daerah masih sering menyanyikan lagu nasihat saat menidurkan anaknya. Beberapa contoh lagu daerah dan kegunaannya adalah sebagai berikut. 
  • Gending Kebo Giro adalah gending yang digunakan pada acara temu panggih dalam prosesi pernikahan adat Jawa.
  • Nyanyian Katoneng Katoneng dalam Upacara Kematian adat Karo. Nyanyian yang mengandung doa dan nasihat yang disampaikan oleh keluarga yang ditinggalkan maupun sebuah kekerabatan
  • Dodoy merupakan salah satu bagian dalam pengasuhan anak pada masyarakat Melayu Siak. Dodoy termasuk jenis nyanyian rakyat karena dilantunkan secara lisan dan penyebarannyapun diwariskan secara lisan.
Demikian juga anak-anak dan remaja masih sering menyanyi sambil melakukan permainan. Ada juga lagu-lagu daerah yang bersifat dolanan. Lagu-iagu ini dinyanyikan oleh anak-anak dan remaja. Mereka bernyanyi sambil melakukan permainan tradisional. 

Di daerah Jawa Tengah dikenal dengan nama tembang dolanan yaitu tembang dolanan anak yang berbahasa Jawa dan memiliki nlial-nilal luhur budaya nasional. Beberapa contoh tembang dolanan dan nilai yang terkandung di dalamnya antara lain: 

a. Nilai Religius atau Keagamaan

  1. Sluku-sluku bathok, dalam syair lagu tersebut bermakna manusia hendaklah membersihkan batinnya dan senantiasa berzikir mengingat Allah dengan (ela-elo) menggelengkan kapala mengucapkan lafal laa illa ha illallah disaat susah maupun senang.
  2. llir-ilir, maksud yang terkandung dalam tembang tersebut adalah kita sebagai umat manusia diminta bangun dari keterpurukan untuk lebih mempertebal iman dan berjuang untuk mendapatkan kebahagiaan.
  3. Padhang Wulan, maksud dari tembang dolanan tersebut adalah kita hendaknya bersyukur kepada yang Maha Kuasa untuk menikmati keindahan alam.

b. Nilai Budi Pekerti

  1. Jaranan, makna budi pekerti yang tersiratdalam tembang tersebut antara lain' kebersamaan, dan menghormati yang lebih tinggi kedudukannya
  2. Menthokmenthok, mengandung makna instropeksi diri, sebagai umat manusia tidak boleh menyombongkan diri, karena sesungguhnya semua yang ada di dunia ini diciptakan Allah dengan segala kekurangan dan kelebihannya.
  3. Gundul-gundul Pacui, mengajarkan kepada kita bahwa kita bukanlah orang yang paling benar, paling bisa dan paling pintar, sehingga dia bersikap gembelengan, sombong, dan tak tahu diri
  4. Dondhong Opo Salak ibarat buah kedondong yang bagian luarnya halus tetapi bagian dalamnya kasar dan tajam, dan sebaliknya buah salak yang bagian luarnya kasar ternyata bagian dalamnya halus. Lebih baik kita berbuat yang baik secara lahir maupun batin seperti buah salak daripada kita berbuat yang dari luar kelihatan bagus tetapi di dalamnya kasar dan tajam seperti buah kedondong.

Fungsi lagu daerah

Lagu daerah juga mempunyai beberapa fungsi yang sangat penting di dalam masyarakat. Beberapa fungsi tersebut sebagai berikut. 
  • a. Sebagai sarana upacara adat, seperti pengiring roh dalam merapu di Sumba dan musik angklung dalam upacara Seren Taun (panen padi) di Sunda.
  • b. Sebagai pengiring tari dan pertunjukan, seperti musik gamelan sebagai pengiring tari dan pertunjukan wayang di Pulau Jawa dan Bali, serta musik Melayu pengiring tari Melayu dan pertunjukan Makyong di Riau.
  • c. Sebagai media bermain. Lagu daerah yang sering digunakan sebagai media bermain, yaitu Cublak-Cublak Suweng dari Jawa Tengah Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan, dan Jamuran dari Jawa Tengah.
  • d. Sebagai media komunikasi. Irama kentungan, beduk, lonceng, dan alat musik sederhana dipakai sebagai pertanda atau pemberitahuan khusus kepada masyarakat terhadap kejadian-kejadian tertentu seperti bencana alam, kematian, atau pencurian. '
  • e. Sebagai media penerangan. Beberapa lagu daerah digunakan sebagai media iklan layanan masyarakat.

Macam-macam lagu daerah

Berdasarkan sifat dan keberadaannya, lagu daerah dapat dibedakan menjadi lagu rakyat, lagu klasik, dan lagu daerah populer.

a. Lagu rakyat

Lagu rakyat tumbuh dan berkembang di daerah pedesaan. Ciri-ciri lagu rakyat sebagai berikut. 
  1. Sederhana, artinya lagu yang disajikan tidak terlalu panjang, bahkan cenderung pendek, tidak terlalu banyak memiliki variasi nada dan melodi, dan menggunakan iringan instrumen sederhana.
  2. MemIliki tema tentang kehidupan dan pergaulan rakyat, seperti bertani, berkebun, adat istiadat, dan kepercayaan masyarakat setempat.
  3. Meriah, artinya memiliki irama yang riang, bersifat menghibur, dan terkadang bersifat jenaka.
  4. Bebas, artinya tidak terikat pada aturan-aturan baku seperti lagu klasik.
  5. Dipopulerkan secara lisan dari mulut ke mulut.

b. Lagu klasik

Biasanya lagu klasik berkembang di pusat-pusat pemerintahan. Seni tradisional klasik memiliki pembawaan lebih agung dibandingkan seni kerakyatan. Hal ini disebabkan musik klasik mempunyai fungsi yang lain, yakni diterapkan pada upacara-upacara adat kerajaan. 

Berikut ciri-ciri lagu klasik. 
  1. Bersifat agung, artinya digunakan untuk mengiringi berbagai upacara kebesaran keraton, upacara keagamaan, dan upacara adat suatu daerah.
  2. Dibuat atau diciptakan oleh seorang komponis atau pujangga istana.
  3. Memiliki pola yang baku, seperti aturan notasi, syair. irama. dan tempo.
  4. Dikembangkan secara tertulis.
  5. Memiliki tema tentang sejarah kebesaran kerajaan, kepahiawanan para kesatria, dan ajaran moral suatu masyarakat.

c. Lagu-iagu daerah populer

Lagu-lagu daerah populer biasanya diiringi oleh alat musik modern, tetapi bisa juga diiringi oleh alat musik tradisional. Bahkan adakalanya lagu daerah populer diiringi oleh kolaborasi alat musik tradisional dengan alat musik modern. 

Lagu-lagu daerah populer banyak dijumpai di dalam masyarakat. misalnya lagu Gethuk yang berasal dari Jawa Tengah, lagu Butet dari Sumatra Utara, dan lagu Anjeun dari Jawa Barat. 

Unsur-unsur Musik Lagu Daerah

Unsur-unsur musik secara umum terdiri dari bunyi, irama, notasi musik, melodi, harmoni, kunci, tekstur musik, bentuk musik dan style atau gaya musik. Unsur bunyi meliputi intonasi. dinamik. dan warna nada. 

unsur-unsur musik daerah memiliki perbedaan antara daerah yang satu dengan daerah yang lainnya. Tetapi ada unsur pokok yang hampir sama di dalam setiap musik daerah, yaitu nada, melodi, ritme, harmoni, dan syair. Berikut penjelasan tentang unsur-unsur musik daerah, yaitu nada, irama, tempo, dan dinamik.  
  1. Nada, adalah tinggi rendahnya bunyi dalam musik. Nada disebut juga dengan tangga nada atau laras. Nada merupakan unsur utama musik. Masyarakat Jawa mengenal nada slendro dan pelog, masyarakat Sunda mengenal nada degung, madenda; salendro, dan pelog. Masyarakat Bali mengenal nada slendro dan pelog, sedangkan masyarakat Minang mengenal nada khas musik Minang yang mirip dengan nada diatonis.
  2. irama, adalah ketukan yang teratur, pola ritme tertentu yang dinyatakan dengan nama. Dalam gamelan Jawa dikenal beberapa tingkatan irama, seperti lancar, tanggung, dadi, wiied, dan rangkep. Di daerah-daerah lain pun seperti Jawa Barat, Bali. Madura, dan Lombok juga dikenal beberapa tingkatan irama dalam musik daerahnya. Secara khusus, irama dipahami sebagai susunan tertentu yang mengatur kecepatan panjang-panjang not dalam suatu karya musik.
  3. Dinamik, merupakan keras lemah sebuah nada saat dinyanyikan. Dinamik lagu akan memengaruhi suasana lagu tersebut. Dalam musik nontradisional ada dua istilah pokok dinamik lagu, yaitu forte dan piano. Forte mengandung arti kuat, sedangkan piano berarti Iembut. Dalam notasi musik, forte disingkat f dan piano disingkat p. Kuat lemah sebuah lagu bervariasi sehingga selain forte dan piano masih terdapat dinamik lagu yang lain.
  4. Tempo, merupakan istilah untuk menggambarkan cepat lambatnya lagu yang dinyanyikan. Tanda tempo biasanya menggunakan bahasa Italia.

Jenis lagu daerah

Beberapa lagu daerah di Indonesia sebagai berikut. 
  • Lagu daerah Sumatra, contoh Alusi Au dan Ayam Den Lapeh.
  • Lagu daerah Kalimantan, contoh Paris Berantai dan Cik-cik Periook.
  • Lagu daerah Papua, contoh Apuse dan Yamko Rambe Yamko.
  • Lagu daerah Jawa Tengah, contoh Prau Layar dan Gajah-Gajah.
  • Lagu daerah Jakarta, contoh Kicir-Kicir dan Lancang Kuning.
  • Lagu daerah Maluku, contoh Ayo Mama, Saule, dan Rasa Sayange.
  • Lagu daerah Sulawesi, contoh 0 Ina Ni Keke, Esa Mokan. dan Si Patokaan.
Demikian pembahasan kita kali ini tentang seni musik yaitu mengenal lagu daerah untuk materi kelas VIII. Semoga bermanfaat, kita lanjutkan pembahasan pada kesempatan berikutnya dan terimakasih atas kunjungannya Anda.

Referensi 

  • Buku Siswa Seni Budaya Kelas VIII SMP/MTs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 
  • Modul Pengayaan Seni Budaya untuk SMP/MTs Kelas VIII CV. Grahadi. Surakarta
  • Modul Pendamping Siswa Canggih Seni Budaya Kelas VIII. CV. Gema Nusa. Klaten, Jawa Tengah. 

1 komentar untuk "Seni Musik : Mengenal Lagu Daerah Materi Seni Seni Budaya Kelas VIII "

Comment Author Avatar
This comment has been removed by a blog administrator.