Mengenal Sejarah dan Pelopor Hari Buku Nasional

Sejarah dan Pelopor Hari Buku Nasional

Buku adalah jendela dunia. Melalui buku, kita dapat memperoleh pengetahuan, inspirasi, hiburan, dan bahkan menemukan teman sejati dalam karakter fiksi. Oleh karena itu, buku memiliki peran penting dalam kehidupan kita, baik sebagai individu maupun sebagai bangsa.

Untuk memperingati pentingnya buku dalam kehidupan, setiap tahunnya diperingati Hari Buku Nasional di Indonesia. Hari Buku Nasional (Harbuknas) diperingati setiap tanggal 17 Mei, yang menandai berdirinya Perpustakaan Nasional Indonesia pada tahun 1980. Peringatan Hari Buku Nasional bertujuan untuk meningkatkan minat baca dan literasi masyarakat Indonesia serta mempromosikan pentingnya buku sebagai sumber pengetahuan dan hiburan.

Namun, tahukah Anda bagaimana sejarah Hari Buku Nasional dan siapa yang berjasa mencetuskan Hari Buku Nasional di Indonesia? Jawabannya adalah Abdul Malik Fadjar, seorang tokoh pendidikan yang pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan Nasional pada era Kepemimpinan Presiden Megawati. Artikel ini akan membahas lebih detail tentang peran Abdul Malik Fadjar dalam mencetuskan Hari Buku Nasional dan biodata singkat dari sosok ini.

Melalui artikel ini, semoga kita dapat lebih menghargai pentingnya buku dalam kehidupan dan mengapresiasi peran Abdul Malik Fadjar sebagai pelopor Hari Buku Nasional di Indonesia.

Sejarah Hari Buku Nasional

Untuk diketahui, Hari Buku Nasional (Harbuknas) menjadi salah satu hari penting di Tanah Air. Tepatnya, Hari Buku Nasional diperingati pada tanggal 17 Mei.

Latar belakang dari penetapan 17 Mei sebagai tanggal Hari Buku Nasional berdasarkan berdirinya Perpustakaan Nasional. Adapun Perpustakaan Nasional Indonesia berdiri pada 17 Mei 1980.

Perpustakaan Nasional Indonesia didirikan untuk melestarikan budaya Indonesia dan mempromosikan literasi. Sebagai institusi budaya yang sangat penting, Perpustakaan Nasional Indonesia mempunyai tugas dan fungsi untuk mengumpulkan, melestarikan, dan menyebarkan kekayaan intelektual bangsa.

Seiring berjalannya waktu, Perpustakaan Nasional Indonesia telah mengalami berbagai perkembangan dan inovasi. Salah satunya adalah hadirnya Perpustakaan Digital Nasional Indonesia (PDNI) yang dibentuk pada tahun 2013. PDNI merupakan layanan perpustakaan digital pertama di Indonesia yang memberikan akses bebas dan terbuka ke berbagai koleksi perpustakaan digital dari berbagai institusi di Indonesia.

Hari Buku Nasional adalah salah satu hari penting yang diperingati di Indonesia setiap tanggal 17 Mei. Pada Hari Buku Nasional ini, masyarakat di seluruh Indonesia mengenang berdirinya Perpustakaan Nasional pada 17 Mei 1980. Selain itu, Hari Buku Nasional juga dijadikan momen untuk mempromosikan pentingnya membaca dan meningkatkan minat baca di kalangan masyarakat Indonesia.

Pelopor Hari Buku Nasional

Pelopor Hari Buku Nasional adalah Abdul Malik Fadjar, mantan Menteri Pendidikan Nasional Indonesia di era Kepemimpinan Presiden Megawati. Hari Buku Nasional dicetuskan oleh Abdul Malik Fadjar pada 17 Mei 2002. Tujuan dari Abdul Malik Fadjar dalam memperingati Hari Buku Nasional adalah untuk meningkatkan minat baca dan literasi masyarakat Indonesia yang saat itu masih rendah. Ia ingin mengajak masyarakat untuk lebih gemar membaca dan menyadarkan bahwa membaca adalah kunci untuk memperoleh pengetahuan.

Abdul Malik Fadjar adalah sosok yang telah berjasa dalam mencerdaskan anak bangsa. Beliau lahir di Yogyakarta pada tanggal 22 Februari 1939. Semasa kecilnya, Abdul Malik Fadjar telah aktif di sejumlah organisasi. Ia menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas di Yogyakarta. Selanjutnya, ia melanjutkan kuliah di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Setelah lulus dari universitas tersebut, Abdul Malik Fadjar melanjutkan studinya di Universitas California, Amerika Serikat, dan meraih gelar Master of Science in Public Administration.

Karir Abdul Malik Fadjar cukup cemerlang. Ia pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Malang pada tahun 1983 hingga 2000, Menteri Agama Kabinet Reformasi Pembangunan pada tahun 1998 hingga 1999, dan Menteri Pendidikan Nasional Kabinet Gotong Royong pada tahun 2001 hingga 2004. Selain itu, Abdul Malik Fadjar juga pernah menjabat sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Presiden pada tahun 2015 hingga 2019.

Peran Abdul Malik Fadjar dalam mencetuskan Hari Buku Nasional. Selain sebagai pelopor Hari Buku Nasional, Abdul Malik Fadjar juga merupakan seorang tokoh pendidikan yang memiliki kontribusi besar dalam mencerdaskan bangsa. Beliau pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (1983-2000) dan Menteri Pendidikan Nasional pada Kabinet Gotong Royong (2001-2004).

Dalam memajukan dunia pendidikan di Indonesia, Abdul Malik Fadjar dikenal sebagai sosok yang sangat concern terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Beliau aktif melakukan inovasi dan reformasi pendidikan di Indonesia, salah satunya dengan memperkenalkan kurikulum berbasis kompetensi.

Di samping itu, Abdul Malik Fadjar juga memiliki visi untuk meningkatkan kualitas literasi masyarakat Indonesia. Ia menyadari bahwa literasi yang baik merupakan fondasi penting dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang kehidupan, termasuk di bidang ekonomi dan sosial.

Sebagai langkah awal untuk meningkatkan minat baca dan literasi masyarakat, Abdul Malik Fadjar memperkenalkan Hari Buku Nasional pada tahun 2002. Hari Buku Nasional menjadi momentum untuk mengkampanyekan pentingnya membaca dan meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia tentang pentingnya literasi.

Dalam upayanya untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia, Abdul Malik Fadjar juga mengajak para penerbit untuk ikut serta dalam memajukan dunia literasi di Indonesia. Ia mengajak para penerbit untuk memproduksi buku-buku dengan kualitas terbaik, yang dapat menarik minat baca masyarakat.

Dalam pandangan Abdul Malik Fadjar, meningkatkan kualitas literasi masyarakat Indonesia juga dapat dilakukan dengan memperluas akses terhadap buku-buku berkualitas. Oleh karena itu, beliau juga menekankan pentingnya pemerataan akses terhadap buku, terutama bagi masyarakat yang kurang mampu.

Kini, Hari Buku Nasional telah menjadi perayaan yang ditunggu-tunggu oleh para pecinta buku dan dunia literasi di Indonesia. Setiap tahun, Hari Buku Nasional diisi dengan berbagai kegiatan seperti pameran buku, diskusi literasi, lomba menulis, dan sebagainya.

Dalam memperingati Hari Buku Nasional 2023, tentu saja kita dapat melakukan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan kesadaran dan minat baca masyarakat. Salah satunya adalah dengan memasang Twibbon Hari Buku Nasional 2023 sebagai bentuk dukungan dan kampanye pentingnya literasi bagi kemajuan bangsa.

Melalui perayaan Hari Buku Nasional, kita dapat memperkuat budaya literasi di Indonesia dan mendorong semangat membaca di kalangan masyarakat. Dengan begitu, diharapkan masyarakat Indonesia dapat memiliki kualitas literasi yang semakin baik dan mampu bersaing di era globalisasi.

Biodata Abdul Malik Fadjar
Abdul Malik Fadjar
Abdul Malik Fadjar (www.wikipedia.org/)

Nama Lengkap: Prof. Dr. (H.C) Drs., H. Abdul Malik Fadjar, M.Sc.

Tempat Lahir: Yogyakarta

Tanggal Lahir: 22 Februari 1939

Agama: Islam

Karir Abdul Malik Fadjar

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (1983-2000).

2. Menteri Agama Kabinet Reformasi Pembangunan (1998-1999).

3. Menteri Pendidikan Nasional Kabinet Gotong Royong (2001-2004).

4. Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (2015-2019).

 

Demikianlah sejarah dan peran Abdul Malik Fadjar dalam mencetuskan Hari Buku Nasional yang diperingati setiap tanggal 17 Mei. Peringatan Hari Buku Nasional bukan hanya sekadar momen untuk mengenang berdirinya Perpustakaan Nasional, namun juga merupakan ajang untuk menggalakkan kegiatan membaca dan meningkatkan literasi masyarakat Indonesia. Semoga dengan semakin banyaknya perayaan Hari Buku Nasional, minat baca masyarakat Indonesia semakin meningkat dan Indonesia semakin sejahtera melalui pengetahuan yang diperoleh dari membaca buku-buku berkualitas.

Posting Komentar untuk "Mengenal Sejarah dan Pelopor Hari Buku Nasional"