Contoh Soal PPPK Materi Pedagogik Lengkap dengan Pembahasan dan Kunci Jawaban (Bagian 2)
Berikut ini adalah contoh soal untuk calon PPPK bidang Pedagogik yang sering keluar pada saat mengikuti tes. Pada contoh soal Pedagogik ini dilengkapi dengan kunci jawaban dan pembahasannya secara lengkap untuk bagian 2.
Pada postingan sebelumnya telah kami
bagikan untuk bagian 1 yang berisi 8 butir soal PPPK materi Pedagogik yang
sering keluar.
Di bagian 2 ini adalah lanjutan dari
15 butir contoh soal Pedagogik untuk PPPK Tahun 2023. Untuk bagian 2 ini jumlah
butir soalnya sebanyak 7 soal yang dilengkapi kunci jawaban dan pembahasan
masing-masing soal.
Tentuk tujuan kami bagikan contoh
soal pedagogik yang dilengkapi dengan pembahasan ini adalah semata-mata agar
menjadi pedoman dan persiapan bagi Anda yang akan mengikuti tes ujian PPPK baik
di Kemenag maupun di Kemendikbud tahun 2023 ini.
Namun kelulusan menjadi seorang ASN
PPPK bukan menjadi hak kami untuk penentuannya. Kami bagikan contoh soal ini
hanya semata-mata bagian dari bentuk usaha dan ikhtiar dalam mengikuti tes calon
PPPK.
Berikut soal PPPK Pedagogi Kemenag Tahun 2023 yang sering keluar, dapat
dilihat berikut ini:
Soal 9
9. Seorang guru senior mengajar siswanya dengan metode diskusi dan
menggunakan media gambar yang sudah berlangsung dari tahun ke tahun. Pada awal
semester baru 2019 siswa dikelas tersebut diketahui 70% memiliki preferensi
belajar kinestetik sehingga mereka tidak fokus saat pembelajaran dan diskusi
berlangsung, siswa lebih senang jika mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru. Dari kasus tersebut strategi pembelajaran yang paling tepat dipilih
guru….
A. Kooperatif
B. Project based learning
C. Kontekstual
D. Inqury
E. Discovery
Pembahasan
Untuk menjawab pertanyaan, anda harus memahami macam-macam strategi
pembelajaran;
- Kooperatif
pada intinya adalah suatu strategi pembelajaran yang terstruktur secara
sistematis di mana siswa-siswa bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil dengan
anggota antara empat sampai lima orang secara heterogen untuk mencapai
tujuan-tujuan bersama
- Problem
solving merupakan kerangka konseptual tentang proses pembelajaran yang
menggunakan masalah-masalah riil dalam kehidupan nyata (otentik), bersifat
tidak tentu, terbuka dan mendua untuk merangsang dan menantang siswa berpikir
kritis untuk memecahkannya.
- Project
based learning atau PjBL merupakan strategi pembelajaran yang dikembangkan
berdasarkan penerapan proyek dengan melibatkan siswa menyelidiki masalah dunia
nyata
- Inkuiri
adalah proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan
observasi atau eksperimen guna mencari jawaban maupun memecahkan masalah
terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan berpikir kritis dan
logis
- Discovery
learning adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk
mencari dan menyelidiki suatu permasalahan sehingga siswa dapat menyimpulkan
konsep dari pembelajaran yang telah dipelajari
- Kontektual kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan-nya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidu-pan mereka sehari-hari.
Jawaban: B
Soal 10
10. Di sekolah seorang guru menuliskan beberapa aturan seperti dilarang
menginjak rumput dan mencoret-coret meja hal ini merupakan pembiasaan kepada
peserta didik agar berkembang kecerdasan….
A. Naturalis
B. Kinestetis
C. Visual spasial
D. Verbal linguistic
E. Logis matematis
Pembahasan
Pembelajaran logis matematis di sekolah dapat dikembangkan melalui
beberapa strategi seperti berikut ini:
- Menceritakan masalah yang dihadapi sehari-hari, kemudian dipecahkan dengan bantuan pemikiran matematis dengan mengatur waktu penyelesaian dengan tepat dan efektif
- Merencanakan suatu eksperimen dengan menggunakan metode ilmiah yang diawali dengan mengungkapkan masalah, membuat hipotesis, melakukan percobaan, menafsirkan data, dan menarik kesimpulan.
- Membuat diagram venn untuk mempolakan masalah agar mudah membangun
pengertian sehingga mudah dipecahkan.
- Membuat analogi untuk menjelaskan sesuatu sehingga mudah dipahami, misalnya menjelaskan tentang peristiwa erosi diwujudkan dengan analogi menumpahkan air pada kepala yang tidak berambut, air akan cepat mengalir ke badan.
- Menggunakan ketrampilan berpikir dari tingkat rendah hingga berpikir tingkat tinggi untuk menyelesaikan masalah.
- Mengkategorikan fakta–fakta yang dipelajari sesuai sifat dan jenisnya untuk memudahkan mengingat.
- Merancang suatu pola atau kode, atau simbol untuk mengetahui obyek yang ingin dipelajari.
Pembelajaran yang dirancang untuk mengaktifkan kecerdasan visual
spasial adalah
- Visualisasi Penerapan metode ini dengan menciptakan “layar lebar” di benak siswa, guru dapat membimbing dengan memejamkan mata dan membayangkan apa yang baru saja mereka pelajari dan diminta untuk menceritakan kembali.
- Penggunaan warna Penggunaan warna untuk memberi penekanan pada pola peraturan atau klasifikasi selama proses pembelajaran, misal warna merah pada semua kata–kata penting yang harus dipahami peserta didik. Warna juga sebagai penghilang stress peserta didik ketika menghadapi hal sulit menemukan makna.
- Metafora gambar Metafora gambar adalah pengekspresian gagasan melalui pencitraan visual. Nilai pendidikan metafora ada pembentukan hubungan hal yang sudah diketahui siswa dan yang diajarkan.
- Sketsa gagasan Strategi sketsa gagasan ini meminta peserta didik menggambarkan poin kunci, gagasan utama, tema sentral, atau konsep yang diajarkan, agar cepat dan mudah sketsa tidak harus rapi menyerupai kenyataan.
- Simbol grafis
Pembelajaran yang dapat membangkitkan kecerdasan linguistik dalam diri
peserta didik dengan strategi berikut;
1. Bercerita
Peserta didik akan senang menceritakan kisah yang dimiliki kepada
temannya sebayanya, sebagian yang lain merasa malu. Mendengarkan cerita
melibatkan keterampilan mendengar dan linguistik. Metode bercerita bisa diajarkan kepada
peserta didik dengan pendahuluan yang menarik, pemilihan karakter, cerita yang
dipilih mengandung imajinasi yang bias dibayangkan oleh pendengar, memakai efek
suara, tangan dan gerakan tubuh, suara jelas serta ekspresif, dan kontak mata
dengan pendengar.
2. Diskusi
Diskusi kelas digunakan hampir disetiap mata pelajaran dan semua
tingkat. Ada beberapa hal yang harus dipenuhi agar hasilnya positif dan
memuaskan.
3. Merekam dengan tape recorder
Tape recorder digunakan untuk sebagai pengumpul informasi, wawancara,
dan dapat digunakan untuk menyediakan informasi. Peserta didik dapat
menggunakan untuk mempersiapkan tulisan, mengolah gagasan, sekaligus membicarakan
topic mereka. Peserta didik yang kurang cakap menulis mungkin bisa merekam
pemikiran mereka sebagai mode ekspresi alternative. Manfaat lain bias digunakan
mengirim surat lisan kepada peserta didik lain untuk menceritakan pengalaman
pribadi mereka, dan memperoleh umpan balik tentang sosialisasi di lingkungan
kelas.
4. Menulis jurnal
Jurnal ini dapat dibuat sangat pribadi dan hanya diceritakan pada guru
atau dibacakan secara teratur di depan kelas. Jurnal ini dapat merangkum
kecerdasan majemuk dengan menggunakan gambar, sketsa foto, dialog, dan data non
verbal. Topic yang ditulis bias bidang umum, spesifik, catatan matematika,
gagasan baru, dan mata pelajaran lain
5. Publikasi
Publikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Tulisan peserta didik
dapat difotocopi dan disebarkan. Tulisan–tulisan dapat dijilid dalam bentuk
buku dan ditempatkan khusus dikelas atau perpustakaan, dan dipublikasikan di
web site sekolah. Jika memungkinkan membentuk kelompok khusus kepenulisan utuk
diskusi buku dan tulisan peserta didik. Apabila peserta didik tahu bahwa orang
lain menggandakan, mendiskusikan, bahkan memperdebatkan tulisan mereka, hal itu
memotivasi untuk terus mengembangkan keahliannya.
Pembelajaran dikelas yang dapat mengaktifkan kecerdasan kinestetik
adalah;
1. Respon tubuh
Mintalah peserta didik menanggapi pelajaran menggunakan tubuh sebagai
media respon misalnya mengangkat tangan, mengangguk, atau tersenyum jika
memahami penjelasan guru.
2. Teater kelas
Meminta peserta didik memerankan teks, soal, atau materi lain yang
harus dipelajari dengan mendramakan isinya.
3. Konsep kinestetis
Permainan tebak–tebakan yang dilakukan dengan gerakan yang menantang
kemampuan peserta didik untuk mengungkapkan pengetahuan dengan cara tidak
konvensional.
4. Hands on thinking
Memberi kesempatan peserta didik untuk memanipulasi obyek atau
menciptakan sesuatu dari tangan mereka dengan membuat patung, kolase, atau
bentuk kerajinan lain.
5. Peta tubuh
Tubuh manusia dapat digunakan sebagai alat pedagogis yang berguna,
missal jari untuk menghitung, dengan menggunakan gerakan fisik akan menginternalisasikan
gagasan.
Pembelajaran di kelas yang mengembangkan kecerdasan naturalis adalah;
1. Jalan–jalan di alam terbuka
Cara ini untuk menguatkan materi yang akan dipelajari untuk semua mata
pelajaran, misalnya untuk melukiskan perjuangan pahlawan, mempelajari
pertumbuhan dan cuaca.
2. Melihat keluar jendela
Untuk mengurangi kebosanan peserta didik di kelas, metode ini dapat
dilakukan oleh guru dengan observasi diluar kelas, melakukan pengamatan, dan
mencatatat hasilnya.
3. Ekostudi
Strategi ini mengintegrasikan kepedulian peserta didik pada
kelangsungan bumi untuk semua mata pelajaran, misal; tidak menginjak rumput,
tidak membuang sampah sembarangan.
Jawaban: A
Soal 11
11. Seorang guru ingin mengetahui kemampuan siswa dalam mengatur dan
mengelola perbedaan pendapat ketika dilakukan diskusi kelompok. Guru tersebut
membuat lembar daftar cek (check list) dalam bentuk skala yang harus diisikan
oleh siswa untuk menilai teman kelompoknya. Jenis penilaian otentik-holistik
yang dapat dipilih oleh guru tersebut yaitu….
A. Penilaian kinerja
B. Penilaian proyek
C. Penilaian portofolio
D. Pertanyaan terbuka E. Penilaian diri
Pembahasan
Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja sering disebut sebagai penilaian unjuk kerja
(performance assessment). Bentuk penilaian ini digunakan untuk mengukur status
kemampuan belajar peserta didik berdasarkan hasil kerja dari suatu tugas. Pada
penilaian kinerja peserta didik diminta untuk mendemonstrasikan tugas belajar
tertentu dengan maksud agar peserta didik mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan yang dimilikinya. Instrumen yang dapat digunakan untuk merekam
hasil belajar pada penilaian kinerja ini antara lain: daftar cek (check list),
catatan anekdot/narasi, skala penilaian (rating scale).
Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) adalah bentuk penilaian yang
diujudkan dalam bentuk pemberian tugas kepada peserta didik secara berkelompok.
Penilaian ini difokuskan pada penilaian terhadap tugas belajar yang harus
diselesaikan oleh peserta didik dalam periode/waktu tertentu. Penilaian proyek
dapat juga dikatakan sebagai penilaian berbentuk penugasan yang bertujuan untuk
mengukur kemampuan peserta didik menghasilkan karya tertentu yang dilakukan
secara berkelompok. Dengan menggunakan penilaian proyek pendidik dapat
memperoleh informasi berkaitan dengan kemampuan peserta didik dalam hal
pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, sintesis informasi atau data, sampai dengan
pemaknaan atau penyimpulan.
Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan salah satu penilaian otentik yang
dikenakan pada sekumpulan karya peserta didik yang diambil selama proses
pembelajaran dalam kurun waktu tertentu. Karya-karya ini berkaitan dengan mata
pelajaran dan disusun secara sistematis dan terogansir. Proses penilaian
portofolio dilakukan secara bersama antara antara peserta didik dan guru. Hal
ini dimaksudkan untuk menentukan fakta-fakta peserta didik dan proses bagaimana
fakta[1]fakta tersebut diperoleh
sebagai salah satu bukti bahwa peserta didik telah memiliki kompetensi dasar
dan indikator hasil belajar sesuai dengan yang telah ditetapkan. Untuk
melakukan penilaian portofolio secara tepat perlu memperhatikan hal-hal seperti
berikut ini, yaitu: kesesuaian, saling percaya antara pendidik dan peserta
didik, kerahasiaan bersama antara pendidik dan peserta didik, kepuasan, milik
bersama antara pendidik guru dan peserta didik, penilaian proses dan hasil.
Jurnal
Jurnal belajar merupakan rekaman tertulis tentang apa yang dilakukan
peserta didik berkaitan dengan apa-apa yang telah dipelajari. Jurnal belajar
ini dapat digunakan untuk merekam atau meringkas aspek-aspek yang berhubungan
dengan topik-topik kunci yang dipelajari. Misalnya, perasaan siswa terhadap
suatu pelajaran, kesulitan yang dialami, atau keberhasilan di dalam memecahkan
masalah atau topik tertentu atau berbagai macam catatan dan komentar yang
dibuat siswa.Jurnal merupakan tulisan yang dibuat peserta didik untuk
menunjukkan segala sesuatu yang telah dipelajari atau diperoleh dalam proses
pembelajaran. Jadi, jurnal dapat juga diartikan sebagai catatan pribadi siswa
tentang materi yang disampaikan oleh guru di kelas maupun kondisi proses
pembelajaran di kelas.
Penilaian Diri
Penilaian diri (self assessment) adalah suatu teknik penilaian di mana
peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan proses dan
tingkat pencapaian kompetensi yang diperolehnya dalam pelajaran tertentu. Dalam
proses penilaian diri, bukan berarti tugas pendidik untuk menilai dilimpahkan
kepada peserta didik semata dan terbebas dari kegiatan melakukan penilaian.
Dengan penilaian diri, diharapkan dapat melengkapi dan menambah penilaian yang telah dilakukan
pendidik.
Untuk melaksanakan penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu
memperhatikan hal-hal seperti: menentukan terlebih dahulu kompetensi atau aspek
apa yang akan dinilai; langkah berikutnya menentukan kriteria penilaian yang
akan digunakan; merancang format penilaian yang akan digunakan seperti pedoman
penskoran, daftar tanda cek, atau skala penilaian; peserta didik diminta untuk
melakukan penilaian diri; pendidik mengkaji sampel hasil penilaian secara acak,
untuk mendorong peserta didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara
cermat dan objektif; dan pendidik menyampaikan umpan balik kepada peserta didik
yang didasarkan pada hasil kajian terhadap sampel hasil penilaian yang diambil
secara acak.
Penilaian Antarteman
Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara
meminta peseta didik untuk saling menilai temannya terkait dengan pencapain kompetensi,
sikap, dan perilaku keseharian peserta didik. Penilaian ini dapat dilakukan
secara berkelompok untuk mendapatkan informasi sekitar kompetensi peserta didik
dalam kelompok. Informasi ini dapat dijadikan sebagai bahan menentukan
pencapaian hasil belajar peserta didik.
Pertanyaan Terbuka
Penilaian otentik juga dilakukan dengan cara meminta peserta didik
membaca materi pelajaran, kemudian merespon pertanyaan terbuka. Penilaian ini
lebih difokuskan terhadap bagaimana peserta didik mengaplikasikan informasi
daripada seberapa banyak peserta didik memanggil kembali apa yang telah
diajarkan. Pertanyaan terbuka tesebut harus dibatasi supaya jawabannya tidak
terlalu luas dan bermakna sesuai dengan tujuannya.
Jawaban: A
Soal 12
12. Jika guru memberikan penugasan kepada siswa yang bertujuan untuk
mengukur kemampuan dalam menghasilkan karya tertentu dan dilakukan secara
berkelompok. Maka jenis penilaian otentik yang tepat adalah….
A. Peniaian kinerja
B. Peniaian portofolio
C. Penilaian proyek
D. Penilaian jurnal
E. Penilaian diri
Pembahsan
Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja sering disebut sebagai penilaian unjuk kerja
(performance assessment). Bentuk penilaian ini digunakan untuk mengukur status
kemampuan belajar peserta didik berdasarkan hasil kerja dari suatu tugas. Pada
penilaian kinerja peserta didik diminta untuk mendemonstrasikan tugas belajar
tertentu dengan maksud agar peerta didik mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan yang dimilikinya. Instrumen yang dapat digunakan untuk merekam
hasil belajar pada penilaian kinerja ini antara lain: daftar cek (check list),
catatan anekdot/narasi, skala penilaian (rating scale).
Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) adalah bentuk penilaian yang
diwujudkan dalam bentuk pemberian tugas kepada peserta didik secara
berkelompok. Penilaian ini difokuskan pada penilaian terhadap tugas belajar
yang harus diselesaikan oleh peserta didik dalam periode/waktu tertentu.
Penilaian proyek dapat juga dikatakan sebagai penilaian berbentuk penugasan
yang bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta didik menghasilkan karya
tertentu yang dilakukan secara berkelompok. Dengan menggunakan penilaian proyek
pendidik dapat memperoleh informasi berkaitan dengan kemampuan peserta didik
dalam hal pengetahuan, pemahaman, aplikasi, sintesis informasi atau data,
sampai dengan pemaknaan atau penyimpulan.
Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan salah satu penilaian otentik yang dikenakan pada
sekumpulan karya peserta didik yang diambil selama proses pembelajaran dalam
kurun waktu tertentu. Karya-karya ini berkaitan dengan mata pelajaran dan
disusun secara sistematis dan terogansir. Proses penilaian portofolio dilakukan
secara bersama antara antara peserta didik dan guru. Hal ini dimaksudkan untuk
menentukan fakta-fakta peserta didik dan proses bagaimana fakta[1]fakta tersebut diperoleh
sebagai salah satu bukti bahwa peserta didik telah memiliki kompetensi dasar
dan indikator hasil belajar sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Untuk melakukan penilaian portofolio secara tepat perlu memperhatikan
hal-hal seperti berikut ini, yaitu: kesesuaian, saling percaya antara pendidik
dan peserta didik, kerahasiaan bersama antara pendidik dan peserta didik,
kepuasan, milik bersama antara pendidik guru dan peserta didik, penilaian
proses dan hasil.
Jurnal
Jurnal belajar merupakan rekaman tertulis tentang apa yang dilakukan
peserta didik berkaitan dengan apa-apa yang telah dipelajari. Jurnal belajar
ini dapat digunakan untuk merekam atau meringkas aspek-aspek yang berhubungan
dengan topik-topik kunci yang dipelajari. Misalnya, perasaan siswa terhadap
suatu pelajaran, kesulitan yang dialami, atau keberhasilan di dalam memecahkan
masalah atau topik tertentu atau berbagai macam catatan dan komentar yang
dibuat siswa.Jurnal merupakan tulisan yang dibuat peserta didik untuk
menunjukkan segala sesuatu yang telah dipelajari atau diperoleh dalam proses
pembelajaran. Jadi, jurnal dapat juga diartikan sebagai catatan pribadi siswa
tentang materi yang disampaikan oleh guru di kelas maupun kondisi proses
pembelajaran di kelas.
Penilaian Tertulis
Penilaian tertulis mensuplai jawaban isian atau melengkapi, jawaban
singkat atau pendek dan uraian. Penilaian tertulis yang termasuk dalam model
penilaian otentik adalah penilaian yang berbentuk uraian atau esai yang
menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan,
menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi dan sebagainya atas materi
yang telah dipelajari. Penilaian ini sebisa mungkin bersifat komprehensif,
sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta
didik. Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan
hal-hal seperti kesesuaian soal dengan indikator pada kurikulum, konstruksisoal atau
pertanyaan harus jelas dan tegas, dan bahasa yang digunakan tidak menimbulkan
penafsiran ganda.
Penilaian Diri
Penilaian diri (self assessment) adalah suatu teknik penilaian dimana
peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan proses dan
tingkat pencapaian kompetensi yang diperolehnya dalam pelajaran tertentu. Dalam
proses penilaian diri, bukan berarti tugas pendidik untuk menilai dilimpahkan
kepada peserta didik semata dan terbebas dari kegiatan melakukan penilaian.
Dengan penilaian diri, diharapkan dapat melengkapi dan menambah penilaian yang
telah dilakukan pendidik.
Untuk melaksanakan penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu
memperhatikan hal-hal seperti: menentukan terlebih dahulu kompetensi atau aspek
apa yang akan dinilai; langkah berikutnya menentukan kriteria penilaian yang
akan digunakan; merancang format penilaian yang akan digunakan seperti pedoman
penskoran, daftar tanda cek, atau skala penilaian; peserta didik diminta untuk
melakukan penilaian diri; pendidik mengkaji sampel hasil penilaian secara acak,
untuk mendorong peserta didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara
cermat dan objektif; dan pendidik menyampaikan umpan balik kepada peserta didik
yang didasarkan pada hasil kajian terhadap sampel hasil penilaian yang diambil
secara acak.
Jawaban: C
Soal 13
13. Pada akhir pembelajaran siswa diminta untuk mendemonstrasikan tugas
belajar yang diberikan guru dengan tujuan agar siswa tersebut mengaplikasikan
kemampuan keterampilan yang dimilikinya dan guru dapat menilai kompetensinya.
Instrumen yang dapat dipilih oleh guru untuk merekam hasil belajar yaitu….
A. Daftar cek (check list)
B. Benar salah (true false)
C. Pilihan ganda (multiple choice)
D. Menjodohkan (matching)
E. Jawaban bebas (Completion test
Pembahasan
Penilaian Kinerja
Secara umum tes dapat dipilahkan kedalam bentuk tes penampilan atau
unjuk kerja (performance test), tes lisan, dan tes tulis. Tes penampilan adalah
tes dalam bentuk tindakan atau unjuk kerja untuk mengukur seberapajauh
seseorang dapat melakukan sesuatu tugas atau pekerjaan sesuai dengan standar atau
kriteria yang ditetapkan. Misalnya tes keterampilan dalam mengoperasikan alat
atau peralatan seperti komputer, peralatan produk teknologi, memperagakan
gerakan, dan kegiatan belajar lain yang sejenis. Dengan menggunakan tes
penampilan atau tes keterampilan maka dapat diketahui secara langsung tingkat
atau kualitas keterampilan peserta didik yang sudah dirumuskan dan ditetapkan
dalam kompetensi dasar. Di samping itu, tes keterampilan atau tes praktek dapat
berfungsi sebagai media belajar untuk mengurangi kejenuhan. Namun demikian,
penggunaan tes keterampilan akan menghadapi kendala jika peralatan yang
digunakan tidak memadai untuk mendukung pelaksanaan tes itu sendiri. Dilihat
dari segi biaya, tes keterampilan relatif mahal manakala dibutuhkan kelengkapan
fasilitas tes keterampilan yang lebih kompleks.
Tes lisan (oral test) yang dilaksanakan secara lisan, soal atau
pertanyaan diberikan secara lisan dan jawaban yang diberikan juga dinyatakan
secara lisan. Tes tulis (written test) adalah tes yang dilaksanakan secara
tertulis, pertanyaan atau soal dinyatakan secara tertulis dan jawaban yang
diberikan oleh peserta tes juga dinyatakan secara tertulis. Tes tulis dapat
dikelompokkan menjadi dua yakni tes bentuk uraian (essay test) dan tes bentuk
obyektif (objective test). Tes bentuk uraian adalah tes yang jawabannya tidak
disediakan pada lembar soal, tetapi harus diungkap atau diberikan sendiri oleh
peserta tes. Pengungkapan jawaban oleh peserta tes sangat bervariasi dilihat
dari sisi gaya bahasa dan keluasan lingkup jawaban. Berdasarkan sifat
jawaban inilah maka tes bentuk uraian dapat dipilah menjadi uraian bebas dan
uraian terbatas. Tes uraian bebas memberi keleluasaan pada peserta tes untuk
mengungkapkan secara panjang lebar jawaban yang diberikan. Tes uraian terbatas
membatasi peserta tes dalam menjawab berdasarkan aspek-aspek tertentu dari
materi yang diujikan.
Tes bentuk obyektif adalah yang jawabannya disediakan oleh pembuat
soal, peserta tes hanya memilih jawaban yang benar dengan cara memberi tanda
silang (X), tanda centang (V), atau lingkaran (O). Secara umum tes bentuk
obyektif dapat dipilahkan menjadi dua yaitu tes menyajikan (supply test) dan
tes pilihan (selection test). Tes bentuk pilihan (selection test) dapat dipilah
menjadi benar – salah (true – false), menjodohkan (matching test), pilihan
ganda (multiple choice), tes analogi (analogy test), dan tes menyusun kembali
(rearrangement test) .
Tes menyajikan (supply test) adalah tes yang pertanyaan atau soalnya
disusun sedemikian rupa dengan maksud agar peserta tes memberikan jawaban cukup
dengan satu atau dua kata saja. Tes bentuk pilihan (selection test) adalah tes
yang formatnya disusun sedemikian rupa yang mengharuskan peserta tes menjawab
dengan cara memilih alternatif jawaban yang disediakan dengan memberi tanda
sesuai petunjuk. Tes bentuk pilihan ini dapat disusun dalam bentuk benar-salah,
menjodohkan, dan pilihan ganda. Tes benar[1]salah (true-false) adalah bentuk tes yang
soal atau pertanyaannya berupa pernyataan. Pernyataan tersebut dapat berupa
pernyataan yang benar dan pernyataan yang salah. Peserta tes diminta untuk
merespons pernyataan tersebut dengan cara memberi tanda atau memilih huruf B
jika pernyataan benar dan memberi tanda atau memilih S jika pernyataan salah.
Tes menjodohkan (matching test) adalah format tes yang disusun dalam dua bagian
yaitu bagian pertanyaan atau pernyataan dan bagian jawaban.Tes pilihan ganda
adalah bentuk tes yang disusun berupa pertanyaan sebagai pokok soal (stem) dan
alternatif pilihan jawaban. Alternatif pilihan jawaban dapat terdiri tiga,
empat, atau lima. Peserta tes diminta memilih satu jawaban yang benar dari
alternatif jawaban yang disediakan dengan cara memberi tanda sesuai dengan
petunjuk. Tes pilihan ganda ini dapat dipilah menjadi pilihan ganda, pilihan
ganda sebab–akibat, pilihan ganda analisis kasus, pilihan ganda kompleks, dan
pilihan ganda membaca diagram/grafik/peta.
Tes analogi (analogy test) adalah jenis tes bentuk obyektif yang disusun
sedemikian rupa dimana dalam menjawab pertanyaan atau pernyataan peserta tes
diminta memilih bentuk yang sesuai dengan pernyataan sebelumnya. Tes menyusun
kembali (rearrangement test) adalah jenis tes obyektif yang disusun sedemikian
rupa sehingga format pernyataan atau pertanyaan tersusun dalam kalimat yang
tidak teratur. Dalam tes jenis ini peserta tes diminta untuk menyusun kembali
rangkaian kalimat yang tidak teratur tersebut menjadi urutan pengertian atau
proses yang benar.
Penilaian kinerja sering disebut sebagai penilaian unjuk kerja
(performance assessment). Bentuk penilaian ini digunakan untuk mengukur status
kemampuan belajar peserta didik berdasarkan hasil kerja dari suatu tugas. Pada
penilaian kinerja peserta didik diminta untuk mendemonstrasikan tugas belajar
tertentu dengan maksud agar peerta didik mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan yang dimilikinya. Instrumen yang dapat digunakan untuk merekam
hasil belajar pada penilaian kinerja ini antara lain: daftar cek (check list),
catatan anekdot/narasi, skala penilaian (rating scale).
Jawaban: A
Soal 14
14. Sebagian siswa mengalami kesulitan menjawab soal tes pilihan ganda
yang disusun oleh guru hal tersebut disebabkan materi dalam soal sebagian belum
dipelajari oleh siswa, karena materi tersebut seharusnya diberikan pada
pertemuan berikutnya. Hal yang seharusnya dilakukan guru dalam menyusun soal
tes pilihan ganda pada aspek materi yaitu….
A. Soal harus sesuai dengan indikator
B. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas
C. Pilihan jawaban harus homogen dan logis
D. Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama
E. Butir tes tidak tergantung pada jawaban sebelumnya
Pembahasan
Analisis secara teoritis adalah telaah soal yang difokuskan pada aspek
materi, konstruksi, dan bahasa. Penelaahan kualitas soal bentuk obyektif pada
aspek materi dimaksudkan untuk mengetahui apakah materi yang diujikan sudah
sesuai dengan kompetensi atau hasil belajar yang ditetapkan, dan apakah materi
soal sudah sesuai dengan tingkat atau jenjang kemampuan berpikir peserta tes,
serta apakah kunci jawaban sudah sesuai dengan isi pokok soal. Telaah kualitas
soal pada aspek konstruksi dimaksudkan untuk mengetahui teknik penulisan
butir-butir soal sudah merujuk pada kaidah-kaidah penulisan soal yang baik.
Pada aspek bahasa, telaah soal dimaksudkan untuk mengetahui apakah bahasa yang
digunakan cukup jelas dan mudah dimengerti, tidak menimbulkan multi
interpretasi, serta sesuai dengan kaidah penggunaan bahasa yang berlaku.
Secara teoritis, kualitas soal tes bentuk objektif dapat ditelaah
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Butir harus
sesuai dengan indicator yang ditetapkan
- Hanya ada
satu jawaban yang benar
- Pengecoh
homogin, dan berfungsi
Kelebihan tes bentuk obyektif
- Lingkup
materi yang diujikan luas sehingga dapat mewakili materi yang sudah diajarkan
(representatif)
- Tingkat
validitas isi relatif tinggi
- Proses
koreksi dan penyekoran mudah dan obyektif
- Tidak
memungkinkan peserta tes untuk mengemukakan hal-hal yang tidak berkaitan dengan
pertanyaan
- Informasi
hasil tes dapat lebih cepat
- Tingkat
reliabilitas tinggi
- Memungkinkan penyelenggaraan tes bersama pada wilayah yang luas
Kelemahan tes obyektif
- Tidak
mengembangkan daya nalar peserta tes
- Peserta tes
cenderung menjawab dengan jalan menerka
- Memungkinkan terjadinya kecurangan, saling menyontek
- Mengembangkan dan menyusun soal relatif sulit dan waktu lama
- Membutuhkan waktu untuk membaca soal dan jawabannya sehinnga mengurangi waktu ujian
Salah satu bentuk tes obyektif yaitu tes pilihan ganda. Tes pilihan
ganda adalah bentuk tes yang jawabannya harus dipilih dari beberapa kemungkinan
jawaban yang telah disediakan.
Jawaban: A
Soal 15
15. Hasil penilaian akhir yang dilakukan oleh guru diketahui beberapa
siswa telah memenuhi ketuntasan belajar dan ada juga siswa yang belum memenuhi
kreteria ketuntasan belajar. Mendasarkan pada kasus tersebut guru dapat
melakukan tindak lanjut hasil penilaian yang dapat dimanfaatkan untuk beberapa
hal. Berikut merupakan pemanfaatan hasil penilaian oleh Guru, kecuali…
A. Memperbaiki program pembelajaran
B. Menyelenggarakan program remedial bagi siswa yang hasilnya rendah
C. Menyelenggarakan program pengayaan bagi siswa yang hasilnya tinggi
D. Mengadministrasikan hasil penilaian E. Menyusun laporan hasil
penilaian
Pembahasan
Hasil tes atau hasil penilaian dapat digunakan untuk mengetahui
kemampuan dan perkembangan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan dalam
tugas tertentu. Di samping itu hasil penilaian dapat juga memberi gambaran
tingkat keberhasilan pendidikan pada satuan pendidikan. Berdasarkan analisis
hasil penilaian, dapat ditentukan langkah atau upaya yang harus dilakukan oleh
pendidik dan peserta didik dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil
belajar. Oleh sebab itu hasil penilaian yang diperoleh harus diinformasikan
langsung kepada peserta didik sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
peserta didik (assessment as learning), pendidik (assessment for learning), dan
satuan pendidikan selama proses pembelajaran berlangsung (melalui Penilaian
Harian/pengamatan harian) maupun setelah beberapa kali program pembelajaran
(Penilaian Tengah Semester), atau setelah selesai program pembelajaran selama
satu semester.
Hasil penilaian berupa informasi tentang peserta didik yang telah
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM)/ Ketuntasan Belajar Minimal (KBM)
dan peserta didik yang belum mencapai KKM/KBM, perlu ditindaklanjuti dengan
program pembelajaran remedial dan pengayaan bagi peserta didik yang telah
melampaui KKM/KBM. Penilaian yang dilakukan oleh pendidik juga digunakan untuk
mengetahui capaian akhir penguasaan kompetensi peserta didik yang dituangkan
dalam rapor.
Hasil penilaian merupakan cerminan prestasi dan tingkah laku peserta
didik selama melakukan kegiatan belajar. Dengan melihat hasil akhir beserta
keterangan yang ada peserta didik dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan
dirinya sehingga dia dapat memperbaiki sikap dalam pembelajaran selanjutnya.
Bagi pendidik, hasil belajar yang dicapai peserta didik merupakan cerminan
prestasi dan kondisi yang dapat dicapainya dalam mengimplementasikan program
pembelajaran yang sudah dirancang di dalam Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Oleh karena itu, hasil penilaian yang diperoleh peserta
didik menjadi bahan untuk memperbaiki program pembelajaran yang disusunnya
sekaligus mencari upaya untuk meningkatkan keprofesionalannya.
Selain itu, pendidik bertanggung jawab pula untuk memperbaiki prestasi
peserta didik yang belum berhasil melalui program perbaikan/remediasi. Bagi
peserta didik yang sudah mencapai batas maksimum, pendidik dapat memberi
program pengayaan dengan tujuan mengembangkan prestasinya. Hal yang tidak boleh
dilupakan dalam pemanfaatan hasil penilaian peserta didik adalah untuk menyusun
laporan hasil penilaian sebagai fungsí administrasi.
Pada prinsipnya nilai akhir suatu mata pelajaran adalah gabungan dari
seluruh pencapaian KD yang ditargetkan. Dengan demikian, pendidik harus membuat
tabel spesifikasi yang memuat macam KD dan pencapaian hasil setiap KD, termasuk
aspek yang dinilai dalam setiap KD. Pendidik juga harus membuat pembobotan atas
dasar hasil yang diperoleh sesuai dengan jenis penilaian yang dilakukan. Perlu
diperhatikan bahwa yang lebih penting adalah penilaian harus terbuka dalam
arti bahwa peserta didik sejak awal sudah memahami bagaimana pendidik dalam
menilai keberhasilan belajarnya.
Jawaban: D
Demikian contoh soal PPPK Pedagogik Kemenag
2023 yang kiranya sering keluar setiap pelaksanaan seleksi calon pegawai PPPK.
Semoga dengan contoh soal ini dapat menambah pengetahuan dan menjadi bahan
persiapan bagi anda yang akan mengikuti tes PPPK. Sekian dan terima kasih.
Posting Komentar untuk "Contoh Soal PPPK Materi Pedagogik Lengkap dengan Pembahasan dan Kunci Jawaban (Bagian 2)"
Posting Komentar