Contoh Khutbah Jumat Ramadhan : Berburu Ampunan, Rahmat, dan Surga di Bulan Puasa
![]() |
Foto by jannoon028. Sumber : www.freepik.com |
Berikut ini adalah contoh Khotbah Jum'at pada bulan Ramadhan dengan tema "Berburu Ampunan, Rahmat, dan Surga di Bulan Puasa" yang sangat cocok digunakan bagi khatib jum'at.
Materi khutbah ini memotivasi kepada kita semua agar bisa melalui bulan Ramadhan dengan semaksimal mungkin sehingga meraih ampunan, rahmat, dan balasan surga dari Allah swt. Sebagaimana kita ketahui, tiga keistimewaan ini telah Allah janjikan dalam bulan puasa. Selengkapnya berikut ini isi dari contoh Khutbah Jumat Ramadhan.
Khutbah I
أَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan.
Rasulullah sendiri pernah menyampaikan bahwa
saat tiba bulan Ramadhan umat Muslim didorong untuk memperbanyak ibadah. Sebab,
pahala amal kebaikan di dalamnya mendapat balasan berkali-kali lipat. Dalam
satu hadits diriwayatkan,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ
يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ، قَالَ
اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ،
يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي، لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ
عِنْدَ فِطْرِهِ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ، وَلَخُلُوفُ فَمِ الصائم
أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
Artinya, “Dari
Abu Hurairah ra, dia berkata, ‘Rasulullah saw bersabda, ‘Setiap amal anak Adam
dilipatgandakan pahalanya. Satu (amal) kebaikan diberi pahala sepuluh hingga
tujuh ratus kali. Allah azza wajalla berfirman, ‘Kecuali puasa, karena puasa
itu adalah bagi-Ku dan Akulah yang akan membalasnya. Sebab, dia telah
meninggalkan nafsu syahwat dan nafsu makannya karena-Ku.’
Dan bagi orang yang berpuasa ada dua
kebahagiaan. Kebahagiaan ketika dia berbuka, dan kebahagiaan ketika dia bertemu
dengan Rabb-Nya. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi
Allah daripada wanginya kesturi.’” (HR Bukhari dan Muslim)
.أَوَّلُ شَهْرِ رَمَضَانَ رَحْمَةٌ، وأَوْسَطُهُ
مَغْفِرَةٌ، وَآخِرَهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ
Artinya, “Awal
Bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya ampunan, dan akhirnya pembebasan
dari api neraka.” (Ibnu Khuzaimah)
Pertama adalah rahmat. Rahmat merupakan kasih
sayang Allah kepada hamba-Nya. Berkat rahmat inilah kelak umat Muslim bisa
mendapat ampunan di akhirat dan memperoleh balasan surga. Bahkan dikatakan
bahwa rahmat merupakan penentu nasib seseorang kelak di hari akhir. Boleh jadi
orang rajin beribadah, tapi jika belum meraih rahmat Allah ia tidak mendapat
jaminan masuk surga.
Meski demikian, bukan berarti kita meremehkan
ibadah dengan alasan mengandalkan rahmat, karena penyebab rahmat sendiri adalah
ketaatan seorang hamba kepada Allah.
Berkaitan dengan ini, ada kisah menarik
tentang seorang hamba taat yang sepanjang hayatnya digunakan untuk beribadah,
tapi ia masuk surga bukan sebab ibadahnya itu, melainkan karena anugerah rahmat
Allah. Kisah ini disampaikan Syekh Abul Laits as-Samarqandi dalam Tanbīhul
Ghāfilīn dengan mengutip riwayat Al-Hakim dalam Mustadrak-nya.
Dikisahkan, sekali waktu Malaikat Jibril as
bercerita kepada Nabi Muhammad saw, “Hai, Muhammad! demi Allah yang telah
menugaskan engkau menjadi nabi. Allah memiliki seorang hamba yang ahli ibadah.
Hamba tersebut hidup dan beribadah selama 500 tahun di atas gunung.”
Sebelum dimasukkan ke dalam neraka, hamba itu
mau mengakui bahwa rahmat Allah lebih besar dan bisa membuatnya masuk surga. Ia
pun tidak jadi dimasukkan ke dalam neraka. (Abul Laits as-Samarqandi, Tanbihul
Ghafilin, t.t, h. 63)
كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ
التَّوَّابُوْنَ.
Artinya,
“Setiap anak Adam (manusia) pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang
bersalah adalah yang bertaubat.” (HR Tirmidzi).
Hadits ini menegaskan bahwa sebagai manusia
kita tidak bisa terbebas dari dosa. Tidak peduli dia rakyat biasa atau pejabat,
seorang awam atau agamawan, santri ataupun kiai, semua pasti memiliki dosa.
Hanya, yang membedakan kita semua adalah siapa yang mau mengakui atas
dosa-dosanya dan bertaubat kepada Allah. Pada momen Ramadhan ini, Allah
menjanjikan limpahan ampunan bagi hamba-hamba-Nya yang bertaubat. Oleh karena
ini, jangan sia-siakan kesempatan emas yang hanya datang satu bulan dalam
setahun ini.
إِذَا جَاءَ رَمَضَانَ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ
وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنَ
Artinya, “Ketika
Ramadhan tiba, dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka dan
setan pun dibelenggu.” (HR Muslim)
Berkaitan dengan hadits di atas, Syekh
‘Izzuddin bin Abdissalam menjelaskan, maksud ‘dibukanya pintu surga’ merupakan
simbol imbauan bagi umat Muslim untuk memperbanyak amal ibadah di bulan suci
Ramadhan, sementara ‘dibelengguhnya setan’ merupakan simbol untuk mencegah diri
dari perbuatan maksiat. (Syekh ‘Izzuddin bin Abdissalam, Maqashidush Shaum,
1922: 12).
Ma’asyiral muslimīn a’azzakumullāh.
Sekian khutbah yang bisa khatib sampaikan. Semoga kita bisa melalui Ramadhan
tahun ini dan tahun-tahun berikutnya dengan maksimal sehingga bisa meraih
ampunan, rahmat, dan balasan surga dari Allah swt.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ
وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا.
أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ
أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ،
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا
أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ
عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ
عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا
تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا
إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا
إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ
وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ
وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ
عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ
وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ
وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا
اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Posting Komentar untuk "Contoh Khutbah Jumat Ramadhan : Berburu Ampunan, Rahmat, dan Surga di Bulan Puasa"
Posting Komentar