Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pola Lantai dan Sajian Tari Tradisional, Materi Seni Tari Kelas VIII Semester Genap


Negara kita mempunyai budaya yang beraneka ragam. Salah satu kekayaan budaya yang ada di tanah air kita yaitu beragamnya seni tari tradisional atau tarian daerah. Tarian tradisional sudah ada seiring dengan sejarah perkembangan tari sendiri. Kita bisa belajar dan mengamati dari sejarah perkembangan tari  di indonesia yang telah diwariskan para seniman tari sebagai hasil karya daya cipta yaitu tari tradisional.

Senangkah kalian menyaksikan pertunjukan seni tsri terutama tarian tradisional? Negara kita, Indonesia memiliki karya tarian daerah/tradisional yang sangat beragam. Tarian tradisional suatu daerah dengan tari tradisional daerah lain memiliki keunikan-keunikan tersendiri yang merupakan ciri khas daerah tersebut. tarian tradisional apakah yang pernah kalian saksikan? 

Tari tradisional pada dasarnya tidak bisa terlepas dari pola kehidupan sosial budaya masyarakat daerah di Indonesia. Oleh karena itu, setiap daerah umumnya mempunyai tari tradisional yang berbeda-beda. Keberagaman tari tradisional tersebut mempunyai keunikan sendiri, Sehingga bentuk-bentuk tari di setiap daerah seharusnya terus-menerus dipelihara, dilestarikan, atau ditradisikan sebagai suatu warisan budaya. Apakah ciri khas tarian tradisional? Bagaimana rangkaian gerak dan pola iantai dalam tari tradisional? Bagaimana cara memperagakan tarian tradisional dengan baik? Kalian dapat mempelajarinya dalam uraian materi berikut dengan baik!.


Mengenal Tari  Tradisional 


Negara Indonesia kaya akan kesenian tari tradisional. Tari tradisional yaitu semua tarian yang telah mengalami perjalanan sejarah cukup lama. Tari tradisional selalu bertumpu pada pola-pola tradisi yang ada di suatu daerah. 

Jenis-jenis tari tradisional 


Pada dasarnya, tari tradisional dikelompokkan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut. 


a. Tari primitif 


Tari primitif merupakan ungkapan kehendak atau keyakinan. Tari primitif sangat sederhana, baik dalam gerak busana, rias, iringan, maupun tempat pertunjukannya. Gerak-gerik tarinya berupa hentakan-hentakan kaki, langkah-langkah kaki, ayunan tubuh, serta gerakan kepala dengan tekanan-tekanan tertentu. iringan tari primitif berupa pukulan-pukulan ritmis gendang, tong, dan genta-genta kecil yang terbuat dari kulit buah-buahan atau kerang. 

Bahkan tari primitif sering kali hanya diiringi tepuk tangan, nyanyian, atau teriakan. 

b. Tari klasik.


Tari klasik adalah tarian yang telah mencapai keindahan yang tinggi. Tari klasik merupakan tarian yang dipelihara dengan baik di istana raja-raja dan di kalangan bangsawan. Gerak-gerak pada tari klasik memiiiki aturan-aturan tertentu. Bentuk gerak tarinya diatur secara teliti, mengikat; dan tidak boleh dilanggar. Jika penari melakukan gerak yang tidak sesuai dengan aturan, maka ia dianggap salah. 

Selain gerak, unsur tari yang lain seperti busana, iringan, dan poia lantai dalam tari klasik juga harus mengikuti aturan; Contoh tari kiasik yaitu tari klana alus dari Yogyakarta 

c. Tari rakyat


Tari rakyat yaitu tarian yang hidup dan berkembang di kalangan rakyat jelata. Tari rakyat sangat sederhana. Gerak-gerak tarinya tidak mempunyai aturan yang standar. Namun, dibandingkan dengan tari primitif, maka gerak tari pada tari rakyat Iebih bervariasi. Contoh tari rakyat yaitu tari remo dari Jawa Timur. 

Keunikan tari tradisional 


Seni tari merupakan karya seni yang disajikan dalam gerakan tubuh yang indah. Keunikan suatu karya seni tari dapat dilihat melalui keindahan dan bentuk penyajiannya. Keindahan karya tari dapat dilihat dari beberapa hal berikut. 

  • Adanya keselarasan antara gerak dari anggota badan yang satu dengan anggota badan yang lain. 
  • Adanya keselarasan gerak dengan irama. 
  • Adanya penghayatan, pengungkapan. dan ekspresi ragam gerak. 
  • Penataan tata rias dan busana. 
  • Penggunaan alat untuk melakukan gerak tari. 
  • Penguasaan ruang pentas. 
  • Penggunaan bentuk poia lantai. 

Selain keindahannya, keunikan tari juga dapat dilihat dari bentuk penyajiannya. Sebagai contoh bentuk penyajian tari topeng yang ditarikan I Nyoman Sura. Karya seni tari tersebut disajikan di alam terbuka pada waktu malam hari dengan penerangan nyala lilin. Dengan penyajian tersebut. maka tari yang disajikan tampak menarik. 

Contoh keunikan gerak tari tradisional


Tahukah Anda bahwa setiap suku di Indonesia memiliki gerak tari yang berbeda-beda. Perbedaan gerak menunjukkan kekayaan dan keunikan gerak tari tradisional Indonesia.

a. Keunikan gerak pada tari yospin pancer dari Papua 

Keunikan gerak pada tari yospin pancar dari Papua terletak pada gerak kaki yang ritmis disertai dengan permainan memukul tifa. Keahlian secara khusus sangat diperlukan untuk dapat melakukan gerak dinamis pada kaki sambil memukul tifa. 

b. Keunikan gerak pada tari kecak dari Bali 

Pada sajian tari kecak dari Bali, penari duduk melingkar sambil menggerakkan tangan ke atas sebagai Simbol lidah api yang menyala. Penari mengucapkan kata “..cak ...cak ....cak… ” sebagai iringan gerak. Keunikan tari Kecak tidak hanya pada gerak, tetapi juga pada Iringan.


Unsur-unsur Pendukung Tari Tradisional 


Seni tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak yang indah, maka seorang penari atau penata tari harus mampu menafsirkan, menghayati, dan mengekspresikan makna-makna gerak yang dipakai dalam tari tersebut. Tari memiliki unsur dasar tersendiri yang meliputi tiga aspek, sebagai berikut.
  1. Wiraga, yaitu dasar keterampilan gerak dari bagian fIsik/tubuh penari, di antaranya gerakan jari-jari tangan, pergelangan tangan, siku-siku tangan, bahu, leher, muka dan kepala, lutut, mulut, jari-jari kaki, dada, perut, pinggul, biji mata, alis dan pergelangan kaki. 
  2. Wirama, yaitu suatu pola pengaturan dinamika untuk mencapai gerakan yang harmonis seperti aksen dan tempo tarIan Wirama terbagi menjadi dua, yaitu wirama tandak dan wirama bebas. 
  3. Wirasa. yaitu tingkatan penjiwaan dan penghayatan dalamtarian yang diekspresikan melalui gerakan dan mimik wajah penari, sehingga melahirkan keindahan, seperti halus, lembut, sedih, gembira, dan lain-lain. 

Agar gerakan dalam tarian terlihat lebih indah, maka diperlukan unsur-unsur pendukung terhadap tarian tersebut. Suatu pertunjukan atau pentas tarian tradisional akan tampak menarik jika ditunjang unsur-unsur pendukung yang baik dan tepat. Adapun unsur-unsur pendukung tarian tradisional sebagai berikut. 

1. Pola lantai 


Dalam membuat suatu pertunjukan tari, penari harus memerhatikan pola lantai tarian tersebut. Pola lantai adalah penempatan posisi penari di atas panggung agar terlihat rapi dan tertata dengan baik. 

Dengan demikian, pola lantai digunakan untuk membuat susunan penari menjadi teratur sehingga pertunjukan tari dapat berjalan dengan baik. Pola lantai dibuat dengan menggambar ruang gerak penari berupa garis-garis di lantai yang dilalui oleh seorang penari atau garis-garis di lantai yang dibuat oleh bentuk penari kelompok. 

Gerakan yang dilakukan oleh seorang penari berpasangan atau kelompok memiliki keterikatan satu sama lain. Setiap penari harus menguasai pola lantai gerak tari. Kesalahan gerak yang dilakukan oleh seorang penari akan mengakibatkan keseluruhan tarian yang dibawakan menjadi tidak teratur. Oleh karena itu, penari berpasangan atau kelompok harus menjaga kekompakan antarpenari. 

Suatu tarian berpasangan atau kelompok akan terlihat monoton jika posisi penarinya tidak berpindah-pindah. Pergerakan atau perpindahan penari sangat menunjang suatu tarian agar terlihat bagus dan menarik.

Perhatikan pola gerak tari berikut ini, Anda pun dapat mengeksplorasi pola lantai gerak tari dengan melihat pertunjukan tari berpasangan atau kelompok. 
Pola Lantai dalam tarian
Bentuk-bentuk pola lantai dalam tarian (sumber : Buku Pangayaan Seni Budaya Pegangan Guru Simpati) 

Pola lantai pada tari tradisional Indonesia pada prinsipnya hampir sama, yaitu garis lurus dan garis lengkung. Garis lengkung termasuk pola lingkaran dan garis lurus bisa membuat formasi segi empat, segitiga, atau berjajar. Pola lantai dapat juga dilakukan dengan cara kombinasi antara garis lurus dan garis lengkung. Kombinasi ini dilakukan agar gerak tampak lebih dinamis. 

Contoh pola lantai pada tarian tradisional sebagai berikut.

a. Pola lantai tari saman dari Aceh menggunakan garis lurus. 

Para penari duduk lurus di lantai selama menari. Pola Iantai tari saman merupakan salah satu ciri yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Pola lantai tari bedaya, baik di Keraton Surakarta maupun Yogyakarta banyak menggunakan pola-pola garis lurus. Garis lurus pada tarian saman atau bedaya merupakan simbolisasi pada hubungan vertikal dengan Tuhan dan horizontal dengan lingkungan sekitar.

b. Tari kecak selain unik dari segi gerakjuga unik dari segi pola Iantai. 

Tari kecak lebih banyak menggunakan pola lantai melingkar atau lengkung dan tidak menggunakan pola lantai garis Iurus. Hal ini memiliki kesamaan dengan pola lantai tari randai dari Sumatra Barat. 

2. Tata rias dan tata busana 


Busana dan tata rias pada seni tari merupakan sarana pembantu yang berperan mendukung pertunjukan tari, termasuk tari tradisional. Sementara itu, aksesoris adalah bagian dari busana. Busana dan tata rias sebagai sarana pembantu, artinya bahwa tanpa busana (termasuk aksesoris) atau hanya dengan gerak saja. maka suatu pertunjukan tari telah terjadi.

Tata busana atau pakaian adalah segala sesuatu yang dikenakan atau melekat dengan seorang penari. Busana penari merupakan sarana pembantu yang berperan mendukung perwujudan tari. Busana tari dapat dikelompokkan ke dalam lima bagian, yaitu sebagai berikut. 
  • Pakaian dasar (foundation). 
  • Pakaian kaki atau sepatu
  • Pakaian tubuh (body).
  • Pakaian kepala (head dress) 
  • Periengkapan-perlengkapan (accessories).

Tata rias dan busana tari kreasi (kontemporer atau modern) begitu terbuka terhadap perubahan. Hal tersebut berbeda dengan tata rias dan busana tari tradisi yang didesain dengan baku. Penggunaan tata rias pada tari kreasi bebas sesuai dengan karakter atau keinginan koreografer (penyusun tari). 

3. Properti . 


Properti merupakan salah satu unsur pendukung dalam tari. Ada tari yang menggunakan properti, tetapi ada juga tidak menggunakan. Properti yang digunakan ada yang menjadi nama tarian tersebut. 

Contoh tari payung menggunakan payung, tari piring menggunakan piring sebagai properti. Kedua tarian ini berasal dari Sumatra Barat. Tari Iawung dari keraton Yogyakarta menggunakan Iawung (tombak) sebagai properti tarinya. 



Ada juga tarian yang menggunakan properti. tetapi tidak digunakan sebagai nama tarian. Contoh tari pakarena menggunakan kipas. tari merak menggunakan selendang. tari serimpi dari Yogyakarta atau Surakarta ada yang menggunakan kipas, keris, atau properti lain. Ini hanya beberapa contoh properti yang digunakan dalam tarian tradisional, masih banyak tari dari daerah Iain yang menggunakan properti sebagai pendukung. 

Tari nelayan dan tari tani menggunakan tudung kepala dan hampir semua jenis tarian perang menggunakan tameng dan senjata perang lain seperti keris. Ada juga tarian yang menggunakan properti kukusan, yaitu tempat untuk membuat tumpeng terbuat dari anyaman bambu yang digunakan sebagai kurungan dalam tari Lengger gaya Banyumasan 

4. Iringan tari


Musik merupakan bahasa universal. Melalui musik orang dapat mengekspresikan perasaan. Musik tersusun atas kata, nada, dan melodi. Semua terangkum menjadi satu. Bahasa musik dapat dipahami secara lintas budaya, agama, suku, ras, dan juga kelas sosial. Melalui musik, segala jenis perbedaan dapat disatukan. Musik sebagai iringan tari dapat dibedakan menjadi dua' jenis, yaitu iringan internal dan eksternal. Iringan internal memiliki arti iringan tersebut dilakukan sekaligus oleh penari. Contoh iringan internal antara lain pada tari saman dari Aceh. Penari menyanyi sebagai Iringan sambil melakukan gerak. iringan internal juga dijumpai pada tari daerah Papua, penari membunyikan tifa sebagai iringan gerakan. Iringan eksternal memiliki arti iringan yang berasal dari luar penari. Iringan ini dapat berupa iringan dengan menggunakan alat musik yang dimainkan pemusik atau yang berasal dari tape recorder. 

Jenis tari tradisional di Indonesia lebih banyak menggunakan iringan eksternal dari pada iringan internal Musik iringan tari memiliki fungsi antara lain sebagai Iringan gerakan; ilustrasi; dan membangun suasana. 

Musik Iringan tari sebagai iringan gerakan memiliki arti bahwa ritme musik sesuai dengan ritme gerakan tidak sama. Musik dapat ditabuh secara menghentak, tetapi gerakan yang dilakukan dapat mengalir dan mengalun. Sedangkan musik iringan sebagai pembangun suasana sering dilakukan pada tarian yang memiliki desain dramatik agar suasana yang ditampilkan sesuai dengan tujuan cerita. 

Memperagakan Gerak Tari Tradisional 


Setiap daerah memiliki tari tradisional yang umumnya dapat dilakukan secara perseorangan, berpasangan, maupun secara kelompok. Penyajian tari perseorangan atau tari tunggal, berpasangan, dan kelompok memiliki karakteristik sendiri. Kemampuan individu menjadi kekuatan pada penyajian tari tunggal. Pada tari berpasangan perlu ada koordinasi dalam melakukan gerak antara dua orang penari. Tari kelompok memerlukan kerja sama dan kemampuan sama dalam menari. Penggunaan pola lantaipada setiap jenis penyajian tari juga berbeda-beda. 

Gerak merupakan salah satu ciri yang membedakan antara satu tarian dengan tarian lainnya. Tari-tarian di indonesia memiliki keragaman gerak yang berbeda. Penampilan gerak tari yang bersumber pada tari gaya Jawa Tengah tentu berbeda dengan tari gaya Betawi gaya Dayak, dan daerah Iainnya. Perbedaan penampilan gaya tari sesuai dengan daerah atau suku merupakan kekayaan seni budaya yang harus dilestarikan sebagai saiah satu identitas bangsa. 

Penampilan gerak tari tidak terlepas dari desain garis dan desain pola lantai Ada dua jenis desain garis, yaitu garis lurus dan garis lengkung. Desain garis lurus memberikan kesan lembut, tetapi juga lemah. Garis-garis mendatar memberikan kesan istirahat. sedangkan garis-garis yang tegak lurus memberi kesan ketenangan dan keseimbangan. Garis melingkar atau melengkung memberi kesan manis, sedangkan garis menyilang atau diagonal memberikan kesan dinamis atau kuat. 

Desain-desain garis tersebut, tidak hanya dapat dibuat dengan garis-garis tubuh dan tangan serta kaki penari, tetapi dapat juga dibentuk dari jejak atau garis-garis yang dilaiui oleh seorang penari atau garis di lantai yang ditinggalkan oleh penari.

Properti merupakan salah satu unsur pendukung pada penyajian tari. Properti sering juga dijadikan sebagai nama tari. Contoh tari kipas diberi nama tersebut karena menggunakan kipas sebagai propertinya. Namun ada juga tarian yang menggunakan kipas tetapi tidak dijadikan sebagai nama tariannya. Contoh tari pakarena dari Sulawesi Selatan, tari iris manis dari Betawi, tari pajaga dari Luwu Sulawesi Selatan, tari Panji Semirang dari Bali dan tari jenis gandrung dari Banyuwangi. Properti kipas tidak hanya digunakan pada tarian di Indonesia, tetapi juga tarian' tradisional Tiongkok, Korea, dan Jepang. Permainan kipas dapat membentuk desain gerak maupun bunyi dari kipas yang digerakkan. 

Pola Iantai Juga dapat menggunakan properti yang digunakan oleh penari, baikjenis penyajian tari tunggal, berpasangan, maupun kelompok. Properti yang digunakan penari dapat membentuk desain atas maupun desain bawah. . 

Kalian dapat berlatih memperagakan salah satu tarian tradisional di Indonesia. Agar dapat mempergakannya dengan baik, carilah informasi mengenai petunjuk cara memperagakan tarian tersebut. Anda juga bisa meminta bimbingan guru tari di sekolah kalian. 

Posting Komentar untuk "Pola Lantai dan Sajian Tari Tradisional, Materi Seni Tari Kelas VIII Semester Genap"