Pengertian Seni Grafis, Ragam Bahan dan Jenis-jenisnya Berdasarkan Teknik Pembuatannya

Pengertian Seni Grafis
Ilustrasi Cetak Sablon Media Baju. (Gambar:Canva.com)

Seni grafis merupakan salah satu cabang seni rupa yang kaya akan kreativitas dan keunikan. Dengan berbagai teknik dan bahan yang digunakan, seni grafis mampu menghasilkan karya yang tak hanya indah tetapi juga fungsional. Mulai dari cetak datar hingga teknik fotografi, seni grafis terus berkembang seiring kemajuan teknologi dan inovasi. Artikel ini akan membawa Anda lebih dalam ke dunia seni grafis, menjelaskan berbagai teknik pembuatan, bahan yang digunakan, serta keindahan di balik setiap karya yang tercipta.

Pengertian Seni Grafis 

Seni grafis merupakan karya seni rupa dwimatra yang dibuat menggunakan teknik cetak, sehingga memungkinkan pelipat gandaan karyanya. Grafis berasal dari bahasa Yunani, “graphein” yang berarti menulis atau menggambar, dalam Bahasa Inggris, graph atau graphic berarti dapat membuat tulisan, lukisan dengan cara ditoreh atau digores. Seni grafis juga dinamakan seni mencetak. Seni cetak yang dimaksud berupa negatif film yang bisa menciptakan bentuk, gaya, warna, ataupun ragam yang sama. Proses cetaknya yaitu karya seni grafis yang dibuat di atas kertas, menggunakan teknik monotype, dan mampu menciptakan salinan karya yang sama dalam jumlah banyak. 

Berbagai Bahan Media Cetak Seni Grafis

Seni grafis diciptakan di atas permukaan plat (medium cetak), plat ini berupa papan kayu, logam, lembaran kaca akrilik, lembaran linoleum atau batu litografi. Seni grafis lain yang disebut dengan cetak saring menggunakan lembaran kain berpori (screenprinting) yang direntang pada sebuah kerangka. Mencetak merupakan cara memperbanyak gambar dengan alat cetak/acuan/klise. Klise tekniknya dengan menggores atau mencukil pada sekeping papan, logam, atau bahan lainnya seperti plat logam (kuningan atau aluminium). Hasil cetakan menunjukkan kreatifitas dan keterampilan penciptanya. Hasil cukilan diolesi tinta dengan alat rol, kemudian dilekatkan pada selembar kertas dan ditekan/press. Tinta dari acuan melekat pada kertas inilah yang disebut dengan cetak grafis. 

Jenis-jenis Seni Grafis 

Seni grafis berdasarkan teknik pembuatannya yaitu: 

1. Cetak Datar/Lithography

Lithography berasal dari bahasa Yunani, yaitu Lithos (batu) dan graphein (menulis). Lithography merupakan seni grafis dengan teknik cetak datar yang menggunakan acuan cetak dari lempeng batu kapur. Media batu kapur digunakan karena dapat menghisap lemak dan tinta cair. 

Disebut cetak datar karena bagian tidak mencetak memiliki tinggi yang sama dengan bagian mencetak. Cetak datar menggunakan klise yang permukaannya berupa bidang datar dengan prinsip saling menolak dan menerima antara tinta dan air. Salah satu teknik cetak datar adalah monotype atau monoprint yang menjadi bagian penting dalam perkembangan seni grafis di masyarakat Eropa ataupun Indonesia. 

Salah satu jenis dari lithography adalah teknik cetak offset. 

Offset berasal dari kata set-off (beralih), di mana lapisan tinta yang ada di pelat cetak tidak langsung dialihkan ke permukaan bahan cetak. Teknik cetak offset termasuk cetak tidak langsung, karena acuan tidak langsung mengenai permukaan cetak, melainkan melalui perantara terlebih dahulu, dan hal itu juga yang menyebabkan image/gambar yang ada di pelat terbaca/tidak terbalik). 

Teknik cetak datar atau biasa disebut offset adalah teknik cetak di mana bagian yang mencetak kedudukannya sama datar dengan bagian yang tak mencetak dan banyak digunakan saat ini. Kecepatan, kemampuan, dan kemajuan teknologinya bisa dibilang sebagai kekuatan utama cetak offset.

Dalam cetak offset pelat cetak yang digunakan itu datar. Cetak offset disebut juga chemical printing technigue atau teknik cetak kimia, karena dalam prosesnya cetak offset memanfaatkan sifat tolak menolak antara air dan minyak. 

Contoh dari produk grafika teknik cetak datar adalah koran, buku, dan majalah. Pada perusahaan percetakan dapat menggunakan satu tinta hitam saja untuk menghasilkan cetakan hitam dan abu-abu, Dapat juga menggunakan tiga warna dan satu hitam untuk hasil cetakan berwarna. 

2. Cetak Tinggi (Woodcut) 

Proses pembuatan cetak tinggi menggunakan cetakan dari bahan yang dicukil sehingga menghasilkan permukaan tinggi dan rendah (bagian yang menonjol dan yang tenggelam). Bentuk permukaan tinggi dan rendah tersebut dinamakan relief.

Contoh hasil cetak tinggi yang digunakan sehari-hari antara lain stempel dan batik cap. 

3. Cetak Saring 

Proses pembuatan cetak saring biasa disebut teknik sablon. Proses pembuatan cetak saring melalui tahapan pembuatan dari bahan screen, yaitu kain yang dilapis bahan peka cahaya. Disebut cetak saring karena tinta yang terdapat di atas permukaan screen akan tersaring melalui pori-porinya menembus permukaan kertas atau media lain yang dikehendaki, misalnya kain dan benda-benda berpermukaan datar lainnya. 

Alat dan bahan untuk membuat cetak saring sebagai berikut. 

a. Kerangka screen 

Bingkai yang terbuat dari kayu atau aluminium screen (kain kasa) atau Monyl, merupakan kain berserat yang berfungsi membentuk gambar atau tulisan pada benda yang akan disablon. 

b. Meja cetak

Sebagai alas/tempat untuk melakukan penyablonan. 

c. Rakel

Digunakan untuk meratakan tinta di screen. d. Obat sablon Emulsi (sensitizer). 

e. Cat dan sari warna sablon. 

Membuat klise (film negative). 

Bahan yang digunakan harus transparan, agar saat penyinaran (pengeksposan) bagian yang tidak tembus oleh tinta akan terkena sinar secara utuh. Bahan yang digunakan adalah kertas kalkir, fiim, dan mika film. 

Teknik membuat klise (film negative) sebagai berikut. 

a. Langsung pada screen: setelah screen (kain kasa) diberi tulisan atau gambar/corak, ar8a yang diinginkan tidak tembus oleh tinta diberi emulsi yang dicampur dengan sensitizer kemudian dijemur/penyinaran, setelah kering siap digunakan mencetak. 

b. Negatif film: menggunakan kertas kalkir (transparan) atau kertas biasa yang sudah digambar kemudian dilumuri dengan minyak goreng/minyak tanah lalu dikeringkan sehingga menjadi transparan. 

c. Proses afdruk/pengekposan: memindahkan gambar berupa selembaran kertas yang akan menjadi model/desain ke screen dengan bantuan emulsi sablon. Tahap pembuatan afdruk yaitu Pelapisan (coating), Pengeringan awal, Penyinaran screen ke panas matahari atau lampu neon, Pembuatan klise, dan Pengeringan akhir. 

d. Proses mencetak: screen kering yang telah melalui pengekposan gambar siap untuk dicetak. 

e. Letakkan kertas atau media yang akan dicetak, Tuang warna yang diinginkan dan ratakan dengan rakel. Proses cetak saring selesai. 

4. Cetak Dalam (Intagilo) 

Cetak dalam adalah salah satu teknik seni gratis dengan menggunakan acuan cetak dari lempeng logam (tembaga, besi, alumunium, seng, dan lain-lain). Teknik pembuatan cetak dalam adalah dengan ditoreh atau digoreskan langsung Menggunakan alat bantu tumpul. Adapula yang menggunakan larutan senyawa asam nitrit yang bersifat orosil terhadap logam tembaga. 

Seni grafis cetak dalam terbagi ke dalam beberapa bagian, yaitu engraving, etsa, mezzotint, dan drypoint.

a. Engraving 

Engraving dikembangkan di Jerman sekitar 1430 dari ukiran halus yang digunakan oleh para tukang emas untuk mendekoraai karya mereka. untuk melakukan teknik ini, seseorang harus memiliki keterampilan karena harus menggunakan alat yang disebut burin. Penggunaan alat y dianggap cukup rumit 

b. Etsa (Etching) 

Etsa merupakan teknik cetak yang menggunakan media cetak berupa lempengan tembaga. Untuk pembuatan klise acuan cetak dilakukan dengan menggunakan larutan asam nitrat (HNO3) yang bersifat korosit terhadap tembaga. 

Penemu teknik Ini adalah Daniel Hopter (sekitar 1470-1536) dari Augsburg, Jerman. Ia mendekorasi baju besinya dengan teknik ini. 

Etsa relatif mudah dipelajari oleh seniman yang terbiasa menggambar. Hasil cetakan etsa umumnya bersifat Iinear dan seringkali memiliki detail dan kontur halus. Garis bervariasi dari halus sampai kasar. 

c. Mezzotint 

Mezzotint merupakan teknik cetak dengan plat logam yang terlebih dahulu dibuat kasar permukaannya secara merata. Gambar dibuat dengan mengerok halus permukaan logam dengan membuat efek gelap ke terang. Alat yang digunakan untuk teknik ini adalah rocker. Metode mezzotint ditemukan oleh Ludwig von Siegen (1609 - 1680). 

d. Drypoint 

Drypomnt merupakan variasi dari engraving. Teknik ini disebut dengan goresan langsung menggunakan alat runcing. Goresan drypoint akan meninggalkan kesan kasar pada tepi garis. Teknik ini ditemukan oleh seorang seniman Jerman selatan pada abad ke-15 M yang memiliki julukan Housebook Master. Semua karya yang ia hasilkan menggunakan teknik drypoint. 

5. Cetak Foto atau Fotografi 

Cetak foto atau fotografi adalah ragam seni grafis yang pembuatannya melalui proses pemotretan dengan kamera, pencucian film, dan pencetakan gambar foto. Teknik cetak afdruk pada fotografi ana 0g menggunakan bahan film, kertas foto, dan bahan cuci film, dengan alat yang digunakan adalah kamera analog. Pada perkembangannya saat ini ada teknik cetak lainnya yang berkaitan dengan fotografi, yaitu teknik cetak digital. Teknik ini menggunakan kamera digital dan dicetak pada kertas menggunakan tinta cetak, komputer, dan printer. Bahkan handphone saat sekarang sudah dilengkapi dengan kamera yang berkualitas. 

Sekian pembahasan materi tentang Seni gafis, media dan jenis-jenisnya, semoga bermanfaat dan terima kasih.

Posting Komentar untuk "Pengertian Seni Grafis, Ragam Bahan dan Jenis-jenisnya Berdasarkan Teknik Pembuatannya"