9 Macam Puasa Sunah dan Keutamaannya, yang Terakhir Jarang Diketahui!
Puasa merupakan salah satu bentuk ibadah yang memiliki banyak keutamaan dalam Islam. Selain puasa wajib di bulan Ramadan, terdapat pula puasa sunah yang dianjurkan bagi umat Muslim untuk meraih pahala tambahan, meningkatkan ketakwaan, serta mendekatkan diri kepada Allah SWT. Beragam puasa sunah ini telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-harinya, yang menunjukkan betapa pentingnya kebiasaan berpuasa sebagai bagian dari ibadah dan peningkatan spiritual.
Keutamaan puasa sunah sangatlah besar, mulai dari
pengampunan dosa, peningkatan amal ibadah, hingga mendapatkan perlindungan dari
api neraka. Bahkan, dalam sebuah hadis disebutkan bahwa siapa pun yang berpuasa
satu hari di jalan Allah, wajahnya akan dijauhkan dari neraka sejauh tujuh
puluh musim. Dengan berbagai manfaat dan pahala yang dijanjikan, umat Islam
dianjurkan untuk menunaikan puasa sunah sesuai dengan kemampuannya. Berikut ini
adalah sembilan macam puasa sunah yang memiliki keutamaan luar biasa, bahkan
salah satunya terbilang unik dan jarang diketahui.
مَنْ صَامَ يَوْماً في سَبيل الله
بَاعَدَ اللهُ تَعَالضى وَجْهَهُ عَن النار سَبْعينَ خَريفاً
1. Puasa Arafah dan Delapan Hari Sebelumnya
Puasa Arafah disunahkan pada tanggal 9 Dzulhijjah, dan
disunahkan pula 8 hari sebelumnya dimulai dari tanggal 1. Sehingga total puasa
menjadi 9 hari dan berlebaran pada tanggal 10-nya atau Hari Raya Idul Adha.
Keutamaan adalah menebus dosa satu tahun yang lalu dan yang
akan datang. Selain itu, hari Arafah termasuk hari di mana Allah banyak
membebaskan hamba-Nya dari siksa api neraka.
صَوْمُ عَرَفَةَ يُكَفر السنةَ الْمَاضيَةَ
وَالبَاقيَةَ
Artinya, “Puasa Arafah melebur dosa satu tahun lalu dan satu
tahun yang akan datang,” (HR Muslim).
مَا من
يوم أكثر من أن يعتق الله فيه عبداً من النار من يوم عرفة
Artinya, “Tidak ada satu hari yang di dalamnya Allah lebih
banyak membebaskan hamba dari siksa neraka selain hari Arafah,” (HR.
Muslim).
Hanya saja orang yang sedang menunaikan ibadah haji tidak
disunahkan menunaikan puasa ini. Mereka dianjurkan berbuka karena mengikuti apa
yang dilakukan Nabi saw. Salah satu tujuannya untuk lebih menguatkan doa pada
hari itu. (Mushthafa Al-Khin, Al-Fiqhul Manhaji, [Damaskus, Darul Qalam:
1992], jilid II, halaman 98; dan Ibnu Hajar Al-Haitami,
Al-Minhajul Qawim, [Beirut, Darul Kutub: 2000], jilid I, halaman
263).
2. Puasa Asyura dan Tasu’a
Puasa ini disunahkan pada tanggal 10 dan 9 Muharram.
Keutamaannya menghapus dosa satu tahun ke belakang.
صيام يوم
عاشوراء يكفر السنة الماضية
Artinya, “Puasa Asyura melebur dosa satu tahun yang lalu,”
(HR Muslim).
Puasa Asyura ini disandingkan dengan puasa Tasu’a
berdasarkan perintah Rasulullah saw. meskipun beliau tidak sempat menunaikannya
karena usia. Hikmahnya adalah demi menjaga kesalahan dalam
penentuan awal bulan dan juga untuk menyelisihi kebiasaan Yahudi, karena mereka
juga biasa berpuasa pada tanggal sepuluh. Sehingga jika tidak sempat pada
tanggal sembilan, disunahkan pula pada tanggal sebelasnya.
3. Puasa Senin-Kamis
Puasa ini disunahkan setiap hari Senin dan Kamis setiap
minggunya. Keutamaannya adalah menyertai dilaporkannya amal manusia pada
hari-hari tersebut. Sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah saw.
تعرض
الأعمال يوم الاثنين والخميس، فأحب أن يعرض عملي وأنا صائم
Artinya, “Amal-amalan itu ditunjukkan (kepada Allah) pada
hari Senin dan Kamis. Maka aku ingin amalku ditunjukkan saat aku sedang
berpuasa,” (HR At-Tirmidzi).
4. Puasa Bulan Sya’ban
Termasuk bulan yang dianjurkan Nabi saw kepada kita
untuk memperbanyak puasa karena menjadi bulan diangkatnya amal hamba seperti
hari Senin dan Kamis adalah bulan Sya’ban.
أَنَّهُ
- صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - سُئِلَ عَنْ إكْثَارِهِ الصَّوْمَ فِي
شَعْبَانَ فَقَالَ إنَّهُ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ فَأُحِبُّ أَنْ
يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Artinya: Saat Nabi saw. ditanya karena memperbanyak puasa di
bulan Sya’ban, beliau menjawab, “Ini adalah bulan di mana amal-amal diangkat.
Aku ingin amalku diangkat pada saat aku berpuasa,” (HR. Ahmad).
5. Puasa Ayyamul Bidh
Menurut sebagian ulama, yang lebih tepat istilahnya adalah
puasa Layalil Bidh, sebab siang hari yang disunahkan puasa itu, yaitu tanggal
13, 14, dan 15 dalam setiap bulan Hijriah, malam-malam harinya sedang terang
bulan. Dikecualikan, pada bulan Dzulhijjah karena tanggal 13 bertepatan dengan
hari Tasyriq. Keutamaan puasa ini luar biasa, yakni menandingi puasa satu
tahun.
صوم
ثلاثة من كل شهر صوم الدهر
Artinya, “Puasa tiga hari dalam setiap bulan laksana puasa
satu tahun,” (HR. Muslim).
Selain puasa ayyamul bidh, juga disunahkan puasa ayyamus
siwad, atau malam-malam gelap, yakni tanggal 28, 29, 30. Namun sebagai
kehati-hatian dan mengantisipasi bulan kurang dari 30 hari, maka puasa ini
biasa dimulai pada tanggal 27 setiap bulannya.
6. Puasa Enam Hari Bulan Syawal
Puasa ini disunahkan selama enam hari di bulan Syawal, baik
ditunaikan berturut-turut sejak tanggal 2 Syawal, di pertengahan, atau di enam
hari terakhir. Namun boleh juga ditunaikan secara berangsur dan tidak
berturut-turut. Hanya saja, bagi yang memiliki hutang puasa wajib di bulan
Ramadhan, hendaknya dibayar terlebih dahulu sebelum menunaikan puasa sunah enam
hari ini.
من صام رمضان ثم أتبعه ستا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ
كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Artinya, “Siapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian
diikuti enam hari di bulan Syawal, maka seakan-akan ia berpuasa selama satu
tahun,” (HR. Abu Dawud).
7. Puasa Dawud
Maksud puasa Dawud adalah selang sehari: sehari berpuasa,
sehari berbuka. Demikian seterusnya. Disampaikan Rasulullah saw. puasa ini
termasuk puasa sunah yang paling utama. Sebab, tidak ada puasa yang memakan
waktu sampai setengah tahun kecuali puasa Dawud ini dan tidak ada nabi yang
kuat menunaikannya kecuali Nabi Dawud a.s.
أَفْضَلُ
الصَّوْمِ صَوْمُ أَخِي دَاوُدَ كَانَ يَصُومُ يَوْمًا، وَيُفْطِرُ يَوْمًا
Artinya, “Sebaik-baiknya puasa adalah puasa saudaraku, yaitu
Dawud. Ia berpuasa satu hari dan berbuka satu hari,” (HR. Ahmad).
Pada ulama fiqih berkesimpulan, jika tidak mampu menunaikan
puasa Dawud, satu hari berpuasa dan satu hari berbuka, maka boleh pula dengan
satu hari berpuasa dan dua hari berbuka.
8. Puasa Bulan-bulan Haram
Bulan-bulan haram maksudnya adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah,
Muharram, dan Rajab. Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam An-Nawawi menyebutkan
bahwa Nabi saw. menganjurkan berpuasa pada bulan-bulan tersebut.
Termasuk di dalamnya bulan Rajab yang kerap diperdebatkan
landasannya. Menurutnya, tidak ada larangan puasa di bulan tersebut, tidak pula
ada anjuran secara khusus. Dalam setiap bulannya, disunahkan berpuasa sebanyak
7 hari, baik di awal, di tengah ataupun di akhir. (An-Nawawi,
Syarhun Nawawi ala Muslim, [Beirut, Daru Ihya At-Turats: 1392 H], jilid
VIII, halaman 39).
9. Puasa Ketiadaan Makanan
Rasulullah saw sendiri mencontohkan puasa ini saat pagi
hari tidak mendapati makanan di rumah istrinya. Puasa ini bisa langsung
dilaksanakan dan diniatkan selama pagi harinya belum makan apa-apa dan belum
melewati waktu zhuhur.
Adapun puasa dahri atau sepanjang waktu, menurut ulama Syafi’i, hukumnya boleh selama tidak dilakukan pada hari-hari terlarang dan tidak mendatangkan madharat serta tidak melemahkan puasa fardu. Sementara jika dilakukan pada waktu terlarang, hukumnya haram; dan jika mendatangkan madharat atau melemahkan yang fardhu, hukumnya makruh.
Penutup
Berbagai macam puasa sunah yang telah disebutkan di atas menunjukkan betapa luasnya kesempatan bagi umat Islam untuk mendapatkan pahala dan keberkahan dari Allah SWT. Meskipun bersifat tidak wajib, puasa sunah memiliki manfaat yang luar biasa baik secara spiritual maupun kesehatan. Setiap puasa memiliki keutamaannya masing-masing, sehingga dapat dipilih dan diamalkan sesuai dengan kemampuan serta kondisi masing-masing individu.
Sebagai umat Muslim, kita dapat menjadikan puasa sunah sebagai bagian dari ibadah rutin untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan. Dengan niat yang tulus dan istiqamah dalam menjalankannya, semoga kita senantiasa mendapatkan keberkahan dan kemudahan dalam menjalankan ibadah ini. Wallahu a’lam.
Sumber: https://islam.nu.or.id/syariah/ini-9-macam-puasa-sunah-dan-keutamaannya-yang-paling-akhir-unik-9NEop
Posting Komentar untuk "9 Macam Puasa Sunah dan Keutamaannya, yang Terakhir Jarang Diketahui!"